"Lo mau ke mana?" Kael menghalangi jalan Jervaro. "Sebentar aja," ucap Jervaro dengan suara memelas. Kael menggeleng kuat. "Nggak." "Ael, beneran sebentar aja." "Ini baru berapa hari, Jer?" tanya Kael seolah menskakmat Jervaro. "Balik." Jervaro benar-benar memasang wajah memelas, memohon agar Kael melunak. Tapi nihil, Kael bahkan tak terlihat tersentuh sedikitpun apalagi iba. "Balik, atau gue telfon Papi?" Jervaro terdiam bisu dengan wajah ngenes. Kael memilih untuk tak menatap adik sepupunya itu karena tak mau merasa iba. Jervaro akhirnya meninggalkan ruangan Cristal. Kael menghela napas pelan. Dan itu bukan pertama dan terakhir kali Jervaro datang. Esoknya Jervaro masih tetap datang untuk menemui Cristal. Berbagai cara Jervaro lakukan sejak pagi sampai malam tapi tetap sa