Cristal menatap gundukan tanah yang masih basah itu. Bukan hal yang mudah bagi Cristal untuk tetap tersadar saat ini. Sepanjang proses pemakaman, Cristal merasa seperti tubuhnya tak sedang memijak bumi. Saat tubuh Agisti diturunkan ke liang lahat pun Cristal merasa seperti waktunya berhenti sejenak. Untungnya ada Sela dan Jalen yang selalu setia di samping Cristal. Ada keluarga yang lain juga. Hanya Ratri, Elina, Quin, dan Raysa yang tinggal di rumah sakit. Ditambah dengan Yasmine yang memang tak bisa meninggalkan sang suami. "Ma.." panggil Cristal dengan suara tercekat. Ia genggam tanah basah itu. Entah sudah berapa lama air matanya mengalir. Sela merangkul adiknya itu dengan errat. "Maafin Cristal, Ma.." Cristal memejamkan matanya. "Ma," Sela menatap nisan yang masih sangat baru it