Hari sudah beranjak malam. Ruis berdiri mematung memandang ke arah ballroom Hotel miliknya yang akan digunakan untuk menggelar pernikahan Hasan. Semua sudah siap, gladi bersih juga sudah dilakukan dan di sela-sela kesibukan Ruis menyempatkan diri untuk melihat persiapan. Momen kecemburuan yang menganga lebar merobek hatinya.
“Tuan,” panggil Alli dengan wajah tertunduk.
Ruis tidak menjawab, hanya menoleh lalu meninggalkan tempatnya melihat-lihat menuju kembali ke kantor. Tidak ada yang mesti dibahas, semua orang terfokus pada acara yang akan digelar besok pagi. Acara pernikahan itu akan digelar tepat jam sembilan pagi dan diteruskan resepsi malamnya jam tujuh di tempat yang sama. Ya, setidaknya agenda tersusun seperti itu. Pihak hotelnya sudah mempersiapkan semua dengan sempurna bekerja s
