Matahari sudah terbit sepenggalah, tetapi hari ini rasa malas begitu mendominasi jiwa Ruis. Semalam ia bertemu dengan pria yang diincarnya setelah mendapatkan bocoran dari mantan pengawal Rusdy. Ruis tidak akan membuka luka lama, kakaknya tidak akan kembali lagi utuh dan pulang bersama kakeknya. Tidak, dia yakin bisa membalikkan kepedihan dan membalasnya dengan penuh perhitungan. Ruis sadar bahwa semalam Alli begitu curiga dengan sikapnya yang lebih sering pergi sendiri daripada dikawal. Namun, ia yakin bisa melancarkan aksinya sebelum pria itu berhasil mencegah apa yang ia rencanakan. Hanya beberapa hari dan ia cukup waktu untuk memulai semuanya. “Permisi! Tuan Ruis belum bangun?” Terdengar suara pintu diketuk tiga kali, Ruis mendesah kasar karena Alli mengganggu tidurnya. Insomnia yan