Suasana makan malam di rumah Hasan sangat ramai dan hangat. Kakek dan nenek, juga sepupu Hasan dari pihak ayahnya sangat menyenangkan. Mereka berasal dari kota yang jauh dari La Tigres dan mereka mengelola sebuah perkebunan. Ruis selalu menyukai cerita mereka. Sangat ramah dan tidak terpengaruh sama sekali dengan ujaran nenek Rosana yang terkesan merendahkan. Mereka terbiasa dengan tanggapan Rosana yang tidak menyukai kelas sosial mereka yang tidak setara.
“Aku akan datang kapan-kapan,” ujar Ruis mencoba tidak membiarkan neneknya mengambil alih pembicaraan dan membuat keluarga bibinya tersinggung.
“Aku akan sangat senang. Sudah saatnya panen anggur, kau bisa mencicipi minuman anggur yang kami buat nantinya.” Kakek Hasan berbicara dengan berbisik kepada Ruis.
“Wah, aku tidak sabar segera
