“Besok … bisa ketemu?” tanya Val lirih setelah mereka saling melepaskan diri. Gio menggeleng. “Kalau tidak ada hal seperti tadi, jangan menghubungiku dulu. Tunggu aku yang menghubungimu.” Val terlihat keberatan. Wajahnya menunduk menahan kesal. Gio tidak melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Val. Memaksa gadis itu untuk tetap berada di rengkuhannya. Disapukannya bibirnya ke rambut dan telinga Val. Lalu digigitnya lembut cuping telinga gadisnya, membuat Val menggeliat geli. “Sabar, ya, Sayang, aku pasti segera nemuin kamu. Jaga diri kamu baik-baik untuk aku. Kamu itu milik aku. Mengerti?” Dulu Val jengah tiap Gio bilang kalau Val adalah miliknya. Seolah dia ini barang yang bisa dibeli dan dimiliki siapa pun yang menawar dengan harga tinggi. Tapi kalau sekarang, rasanya senen