Pagi ini kepalanya sungguh pusing. Bukan karena tidak bisa tidur tapi karena dia menangis hampir semalaman tanpa sebab. Pagi ini juga dia berniat berangkat lebih pagi sehingga tidak akan ketemu Gio kalau saja lelaki itu menjemputnya. Val menuruni tangga lalu menyambar milo jatahnya dan meneguknya sampai habis. “Val berangkat, Ma!” “Nggak dijemput Gio?” tanya mamanya yang khawatir melihat mata anaknya yang sedikit bengkak. “Dia sibuk,” jawab Val pendek lalu menyalami tangan Mama dan Papa. Sesampainya di sekolah, Sarah sudah menunggunya. Sahabatnya itu memang sengaja datang lebih pagi karena ingin berbicara empat mata dengan Val. Ada yang ingin dipastikannya sebelum orang lain datang dan mereka tidak bisa berbicara bebas lagi. “Val?” panggil Sarah sambil mensejajari l