Seminggu waktu telah berlalu, Namira hampir sudah melupakan kejadian yang dilakukan Mellisa padanya. Meskipun ia sempat kecewa pada sepupunya. Tapi, sebagai saudara ia berbesar hati memaafkan Mellisa. Harapan Namira cuma saudara sepupunya itu tidak menjahati dirinya lagi, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Saat ini, seperti rutinitas biasanya, ia pergi ke sekolah berjalan kaki. Kemudian selepas sekolah, ia bekerja di warung Bik Yuni. Dengan ceria, dan penuh semangat melangkahkan kakinya. Ketika dalam perjalanan, saat ia hampir sampai di sekolah tiba-tiba ia melihat mobil yang dikendarai oleh Papa Mellisa. "Bukankah itu mobil Om Heru? Kalau mobil itu mengarah ke sekolah, berarti hari ini Mellisa masuk sekolah. Aku harap, dia tidak jahat lagi padaku," gumam Namira, sejenak berhenti