Bab 16. Cincin berlian

1579 Kata
“Buku yang ada bersama kita sekarang adalah buku bulan—buku kebaikan kalau istilah mudahnya. Salah satu keistimewaannya adalah bisa membuka portal ke dunia lain, termasuk Bumi tempat kita saat ini,” Bi Narti melanjutkan penjelasan. “Nevard memiliki buku matahari—buku yang bisa menjadi kekuatan jahat jika berada di tangan yang salah. Dengan adanya buku itu, Nevard menjadi semakin kuat. Hanya Pangeran yang bisa mengalahkannya,” Rangga menambahkan. “Aku?” Ryan menunjuk dirinya sendiri. Apakah dia bisa mengalahkan Nevard? “Benar, Pangeran. Hanya anda yang bisa mengalahkan Nevard.” “Tapi bagaimana caranya?” Mengetahui fakta yang mengejutkan secara beruntun membuat Ryan tidak tahu harus bereaksi terhadap yang mana duluan. Dia ingin marah ketika tahu bahwa Nevard membunuh kedua orang tuanya sekaligus. Karena ulah Nevard juga dia terpisah dari saudara kembarnya—Pangeran Arthur. Orang yang selama ini membesarkannya ternyata menyembunyikan fakta ini selama 17 tahun lamanya. Ryan ingin kecewa, tapi tidak bisa. Dia banyak berhutang kepada Rangga dan Riana. Kalau bukan karena mereka, entah bagaimana nasibnya sekarang. Mendengar bagaimana kejamnya Nevard membuat Ryan juga merasa tidak yakin kalau dia bisa mengalahkannya. “Aku akan melatih anda, Pangeran,” Adi membuka suara. “Itu tugasku.” “Melatih?” Apakah itu artinya Ryan juga bisa mengeluarkan kekuatan seperti Bi Narti, Ani, Adi? “Benar, Pangeran,” Adi berseru, tahu apa yang Ryan pikirkan. “Anda sudah memiliki itu sebelumnya di dalam diri anda, hanya saja Pangeran tidak mengetahuinya.” “Maksud Paman, aku sudah memiliki kekuatan sejak lahir, begitu?” Adi menganggukkan kepala. “Tujuan kami membawa Pangeran kemari agar dilatih di sini,” Rangga memberitahu tujuannya. “Di tangan Panglima Grielfa, Pangeran akan bisa memaksimalkan seluruh kekuatan yang Pangeran punya.” “Tapi kenapa Papa baru memberitahukan hal besar ini kepadaku sekarang?” Ini salah satu di antara beragam pertanyaan yang ada di kepala Ryan. Seharusnya jika mereka menginginkan Ryan mengalahkan Nevard, mereka melatih Ryan dari jauh-jauh hari, bukan? “Kami tidak mengira bahwa Nevard akan melangkah sejauh ini, Pangeran.” Ryan tidak mengerti apa yang papanya katakan barusan. Adi menganggukkan kepalanya memberikan kode kepada Ani untuk menampilkan apa yang terjadi tadi malam. Layar langsung bertukar tempat menampilkan apa yang terjadi malam tadi. Ini jawaban untuk pertanyaan Ryan bagaimana dia bisa berada di rumah pamannya sekarang ini. “Dia adalah Penyihir Hyunfi—penyihir yang dibekukan oleh Paduka Raja Barelfie. Dia adalah penyihir terkuat di Negeri Zalaraya. Nevard mengeluarkannya dari belenggu es yang Raja Barelfie ciptakan, sengaja untuk mengurungnya. Nevard sengaja melakukan itu untuk membantunya melawan kita nanti.” Mendengar penjelasan Adi membuat Ryan semakin tidak percaya bahwa dia bisa mengalahkan Nevard nantinya. Mendadak Ryan teringat bahwa Farhan dan Bi Narti belum memperkenalkan diri. Ryan menoleh. “Lalu Bi Narti dan Farhan? Siapa kalian sebenarnya?” “Namaku Ingruda, pengawal pribadi anda, Pangeran,” Farhan memperkenalkan dirinya. “Jangan tertipu dengan wajahnya, sebenarnya usianya dua kali lipat dari anda, Pangeran.” “Dua kali lipat?” Ryan tidak mengerti maksud perkataan Adi. Adi mengangguk, tersenyum. “Usianya 61 tahun, Pangeran.” Jika Farhan berusia 61 tahun, lalu berapa usia mereka yang lain. “Apakah usia kalian semua tiga kali lipat dari usia di bumi?” Adi mengangguk. Farhan menundukkan kepalanya. “Maafkan aku, Pangeran.” Ryan tidak menyangka bahwa usia Farhan lebih tua darinya. Wajah Farhan sama sekali tidak menunjukkan bahwa usia aslinya 61 tahun. Wajah Farhan memang benar-benar terlihat seperti anak remaja di sekolahnya. “Izinkan aku memperkenalkan diri, Pangeran,” Bi Narti bersiap memperkenalkan dirinya. “Namaku Grenga—kakak perempuan Grenta, orang yang merawat Pangeran Arthur Sekarang. Kami berdualah yang membantu persalinan Putri Reinva.” Lengkap sudah. Orang-orang yang berada bersamanya, di dalam rumah Adi sudah memberitahukan identitas mereka yang sebenarnya. Ryan juga sudah mengetahui siapa jati dirinya yang asli. Melihat mereka begitu yakin bahwa dia bisa mengalahkan Nevard, otomatis meletakkan tanggung jawab di pundak Ryan. “Kami juga ingin memohon maaf padamu, Ryan… maksudku, Pangeran.” Riana kesulitan beradaptasi untuk memanggil Ryan dengan gelarnya. “Kami tidak bisa menemanimu … maksudku anda selama berlatih.” Kenapa? Padahal itu yang Ryan harapkan. Walaupun kenyataannya mereka berdua bukanlah orang tau kandungnya, tapi tetap saja, Ryan berharap mereka berdua akan menemani sekaligus melatihnya. “Kami harus kembali ke Negeri Zalaraya,” Rangga berucap lesu—seperti enggan sebenarnya. “Tidak bisakah kalian menetap di sini saja, lalu kita kembali ke sana bersama-sama?” Riana dan Rangga menggeleng serempak. “Riana harus segera diobati.” “Diobati?” gumam Ryan. “Maafkan kami sekali lagi merahasiakan ini dari anda. Sebenarnya selama ini Riana sakit. Itulah alasan mengapa selama sebulan belakangan dia terus-terusan pingsan. Pernyataan dokter bahwa Riana dehidrasi adalah permainan yang sengaja kulakukan untuk menutupi kebenaran. Obat untuk penyakit Riana hanya ada di negeri Zalaraya. Kami belum bisa untuk ke sana waktu itu, karena memang rencana kami adalah untuk ikut melatih anda. Namun saat melawan Penyihir Hyunfi tadi malam, ternyata dia memasukkan racun ke dalam tubuh Riana melalui udara. Racun itu bercampur dengan penyakit yang ada di dalam tubuh Riana, membuat kekebalan tubuh Riana semakin buruk. Obat racikan Bi Narti tidak bisa lagi untuk menunda kerja penyakit sekaligus racun di dalam tubuhnya.” Ternyata lebih dari dugaan Ryan. Banyak sekali fakta-fakta yang belum dia ketahui. Sekarang satu lagi terungkap, obat berwarna hijau yang selama ini dibuat Bi Narti itu adalah obat untuk penyakit Riana. Setiap kali meminum obat itu, Riana selalu memuntahkan cairan kental berwarna hitam. Cairan itu berasal dari penyakit dalam tubuh mamanya. Selama ini dia hanya berfikir itu mungkin efek dari meminum obat yang racikan Bi Narti. “Racun dan penyakit yang telah bersatu, akan terus-menerus menggerogoti tubuh Riana dan membuat kekebalan tubuhnya akan ikut menurun. Jika Riana tidak diobati secepatnya maka taruhannya adalah kemungkinan terburuk dari kejadian ini.” Ryan mengerti maksud dari perkatannya Rangga. Lebih baik dia merelakan agar Riana pergi kembali ke Negeri Zalaraya agar diobati. Toh masih ada Bi Narti, Adi, dan yang lainnya. Dengan bantuan mereka, Ryan harus yakin, dia akan bisa merealisasikan harapan mereka semua. Pandangan Ryan mengarah ke Buku Bulan yeng teronggok di atas meja. Dia teringat perkataan Bi Narti tadi. Ryan mengambil buku itu. “Kalau buku ini sekarang berada di tangan kita, lalu bagaimana caranya Penyihir Hyunfi bisa…” “Buku Matahari juga bisa membuka portal, Pangeran. Namun itu hanya bisa terjadi saat gerhana matahari,” Bi Narti menjawab pertanyaan Ryan yang belum selesai. “Pasti Nevard sengaja membuka portal itu, menyuruh Penyihir Hyunfi ke Bumi.” “Lantas Penyihir Hyunfi masih berada di bumi sekarang?” tanya Ryan. Jika Buku Matahari hanya bisa membuka portal saat gerhana matahari saja, itu artinya sekarang portal itu sudah tertutup. Berarti sosok yang dia lihat di kamarnya dua hari lalu adalah Penyihir Hyunfi. Selama dua hari, pasti gerhana matahari sudah selesai. “Tidak, Pangeran. Gerhana matahari di negeri Zalaraya berlangsung selama tiga hari, setiap seratus tahun sekali, dan itu tepat dua hari yang lalu saat anda melihat Penyihir Hyunfi di kamar. Seharusnya Buku Bulan ada di sana untuk menggantikan matahari yang memberikan cahaya. Penyihir Hyunfi pasti sudah kembali ke Negeri Zalaraya sekarang.” Ryan mengangguk mengerti. Jika Penyihir Hyunfi terus berada di Bumi, itu bisa berbahaya bagi Nevard karena dia kekurangan kekuatan besarnya. “Tapi untuk apa Penyihir Hyunfi ke Bumi?” tanya Farhan. “Aku belum tahu pasti. Tapi firasatku mengatakan bahwa Penyihir Hyunfi berniat untuk merebut berlian Wittelsbach-Graff yang ada di tanganmu sekarang, Han.” Apa Ryan tidak salah dengar? Berlian itu ada di tangan Farhan. “Berlian yang ada di lemarimu itu palsu, Yan. Aku sengaja menyuruhmu untuk menyimpannya karena aku mempunyai firasat serupa dengan papamu.” Farhan mengangkat tangannya. Dari telapak tangannya muncul sinar, kemudian kotak hitam yang Ryan kenali muncul mengambang. “Aku sudah mengubah itu menjadi cincin berlian agar lebih mudah untuk Pangeran kenakan," ujar Rangga. Farhan memberikan berlian itu kepada Ryan. “Aku belum tahu pasti apa-apa saja kekuatan yang dimiliki berlian itu, dan aku juga tidak tahu dari mana berlian itu berasal. Tapi menurut buku sejarah benda-benda pusaka yang pernah k****a di perpustakaan Negeri Zalaraya, berlian itu memiliki kekuatan yang dahsyat. Setibanya aku di sana nanti, aku akan mencari tahu berlian apa itu sebenarnya.” Ryan membuka kotak hitam tersebut. Cahaya terang menimpa wajahnya. Perasaan Riana bercampur aduk sekarang. Di satu sisi dia senang telah memberitahukan kepada Ryan siapa dia yang sebenarnya. Di sini lain, Riana sedih karena tidak bisa terus bersamanya. Meskipun perpisahan itu hanya sekejap, karena nantinya Ryan akan ke sana juga untuk merebut kembali tahta ayahnya, tapi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Riana selalu berharap semoga dia tidak terpisahkan dari Ryan. Terus terang saja, Riana sudah menganggap Ryan layaknya anak sendiri. Ani mengerti bagaimana perasaan Riana sekarang. Dia terus merangkul Riana mencoba menenangkannya. Begitu juga Adi, dia berjanji akan melatih Ryan dengan sekuat tenaga agar Ryan bisa menjadi pemimpin seperti apa yang mereka inginkan. Ryan selesai mengenakan cincin berlian. Terlihat cocok di jari manisnya. “Bagus, Yan,” Farhan memuji. Ryan mengangguk tersenyum—setuju dengan Farhan. Cincin berlian itu terlihat sangat indah. “Pangeran harus menjaganya dengan sebaik mungkin,” Adi memberi imbauan. Jika memang benar terbukti berlian itu memiliki kekuatan yang dahsyat, pasti banyak yang mengincarnya. Ryan membenarkan ucapan pamannya. Tidak ada yang tahu milik siapa berlian itu, dan bukan mereka juga yang memberikannya kepada Ryan. Berlian itu datang sendiri kepadanya diantarkan oleh kurir pengantar paket yang juga tidak tahu siapa pengirimnya. Siapa pun dia, pasti yang diinginkannya agar berlian itu tetap aman, tidak jatuh ke tangan yang salah. Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN