Miracle Met You 28

1271 Kata
Elden mengerang keras dengan keringat yang membasahi pelipisnya padahal suhu udara saat itu sangat dingin, di dalam sebuah alam yang berbeda Elden berusaha mencari sosok Valerie yang baru saja berdiri di hadapannya, Elden berusaha mencari Valerie namun ia tidak menemukan gadis itu. Elden berlari ke sana kemari tidak tentu arah hingga kegelapan menyelimutinya dan Elden tersadar dari mimpinya sambil terduduk di ranjang dengan nafas yang memburu dan kedua bola mata yang terbuka lebar. "Elden, are you okay?" ucap Sheren panik sambil mengelus punggung Elden. Sambil mengatur deru nafasnya yang masih tidak stabil Elden menatap kedua orangtuanya yang sedang menatapnya khawatir, Elden memegangi kepalanya yang terasa sakit, ia meringis pelan lalu menggeleng cepat. Menyakinkan diri jika itu semua hanyalah mimpi, tidak mungkin ia bertemu dengan Valerie. "Elden kamu sakit? Kita ke dokter aja ya?" ucap Hendry, Daddy nya. Elden menggeleng pelan sambil merebahkan tubuhnya di ranjang yang dibantu oleh Sheren. "Elden nggak papa Mom, Dad. Bisa tinggalin Elden sendiri? Elden mau istirahat." Sheren dan Hendry saling bertatapan lalu mereka menghela nafas pelan dan mengiyakan kemauan Elden. Setelah kepergian Mommy dan juga Daddy nya, Elden menyibakkan selimutnya lalu berjalan menuju balkon kamarnya dan berteriak frustasi di sana sambil mencengkram erat rambutnya. "Kenapa?! Kenapa gue keinget Valerie terus?!" "Akh! Bisa gila gue lama-lama!" Elden menyandarkan tubuhnya di pagar balkon sambil menghela nafas gusar, ia memejamkan kedua matanya lalu berteriak frustasi lagi dengan sangat keras. "Berisik, kamu bisa diem nggak sih, ganggu aja!"  Elden suara yang sangat familiar di Indra pendengaran Elden hingga membuat bulu kuduknya berdiri, Elden menghembuskan nafasnya berusaha untuk berpikir sepositif mungkin, makin ke sini ia makin mengklaim diri jika dirinya sudah terlalu sering menghalu.  Elden memberanikan diri untuk menatap ke bawah, lagi-lagi ia sangat shock melihat sosok cewek yang sama, cewek itu sedang duduk di ayunan taman rumahnya sambil memandangi langit malam. Elden sangat kaget hingga kakinya mendadak lemas dan kepalanya kembali berdenyut nyeri. Cewek itu menatap Elden dengan kening yang berkerut lalu melambaikan tangannya pelan ke arah Elden. "Hallo, aku Milla."  Jantung Elden berdegup kencang hingga ia harus memegangi dadanya sambil menatap tak percaya ke arah cewek yang bernama Milla yang masih menatapnya dalam.  Merasa tak sanggup Elden masuk begitu saja ke kamarnya lalu terduduk di kursi meja belajarnya sambil buru-buru mencari kotak penting yang dibawanya dari rumah lamanya. Ketika ketemu Elden langsung membukanya dan mengeluarkan beberapa foto polaroid seorang cewek di sana, Elden menganga tidak percaya sekujur tubuhnya mendadak lemas. Cewek yang bernama Milla itu sangat mirip dengan Valerie, ya tuhan ada apa ini sebenarnya?! Elden mengacak rambutnya frustasi lalu menatap balkonnya lagi. Keinginan untuk turun dan bertemu langsung dengan cewek bernama Milla yang sangat begitu mirip dengan Valerie itu sangat besar namun Elden masih sulit untuk memercayai hal ini, tidak mungkin cewek itu adalah Valerie, arwah yang sudah pergi meninggalkan alam manusia. "Nggak mungkin dia Valerie! Valerie udah nggak ada!" "Tapi kenapa dia mirip banget sama Valerie?!" Lagi-lagi Elden mengacak rambutnya dengan sangat frustasi. "Apa dia kembarannya Valerie? Tapi orang tua mereka berbeda, nggak mungkin!" Elden beranjak dari duduknya, mengumpulkan niat untuk bertemu langsung dengan Milla namun Elden langsung terduduk kembali karena ia merasa sangat takut dan masih sulit untuk mempercayai yang telah terjadi saat ini. "Ayo dong El, Lo kok jadi penakut gini sih?!" Dengan niat yang sudah menggebu-gebu Elden akhirnya memutuskan untuk menemui cewek itu di taman, walau dengan degup jantung yang berpacu cepat dan yang yang mendingin. Milla langsung menyadari kehadiran Elden dan menatap Elden yang tengah berjalan ke arahnya. Dengan ragu-ragu Elden duduk di sebelah Mila dengan perasaan aneh dan berkecamuk. Elden meremas tangannya sendiri lalu memberanikan diri untuk menatap wajah Milla namun lagi-lagi ia tidak sanggup dan langsung membuang tatapannya. "Kamu suka samaku ya?" ucap cewek itu yang langsung membuat Elden melotot menatap cewek itu. "Nggak!" Sanggah Elden dengan cepat lalu terdiam menatap Milla yang sedang terkekeh pelan di sebelahnya. "Buktinya kamu pingsan pas ngelihat aku tadi dan sekarang kamu gemetaran di dekatku, apa aku secantik itu sampai kamu bertingkah seperti ini kepadaku?" ucap Milla lagi sambil menatap lekat ke arah Elden. Elden menghela nafas pelan sambil memejamkan mata sebentar lalu menatap Milla yang tengah menatapnya. "Gue Elden," ucap Elden sambil mengulurkan tangannya yang langsung di sambut Mila dengan senyum kecilnya. "Aku Milla, senang bisa berkenalan denganmu, Elden." Elden mengangguk pelan sambil membuang tatapannya, tidak tahu harus berkata apa lagi, tidak mungkin Elden langsung menanyakan apakah Milla adalah Valerie, arwah dengan aroma Lavender yang mendatanginya dan meminta bantuan kepadanya. Rasanya tidak sanggup untuk Elden katakan kepada Milla karena sepertinya Milla tidak tahu menahu tentang hal itu, buktinya Milla sama sekali tampak tidak mengenalinya. "Kalau boleh tahu, umur Lo berapa?"  "Lima belas, aku kelas satu SMA." Elden tertegun karena umur Milla juga sama dengan umur Valerie. Milla menatap Elden. "Kalau kamu?" "Enam belas, kelas dua SMA." "Abang, hehehe." Elden yang mendengar Milla memanggilnya dengan sebutan "Abang" lantas tertegun dan teringat dengan Azka di mana Elden sering memanggil Abangnya yang telah tiada itu.  "Bang Elden nggak papa? Tadi kan habis pingsan pas ngelihat aku." Elden menggeleng pelan. "Gue nggak papa, cuma kaget aja tadi." "Kaget kenapa? Aku serem ya?" "Bukan, Lo..." Mila menatap Elden penasaran karena Elden yang menggantungkan ucapannya. "Aku kenapa?" tanya Milla sambil menatap Elden. Elden mengibaskan tangannya di udara lalu menggeleng pelan. "Bukan apa-apa lupain aja." *** "SUMPAH DEMI APA NASYWA ADA DI LONDON DAN SEKOLAH DI SEKOLAH YANG SAMA KAYAK LO?!" jerit Vino di seberang sana hingga Elden langsung melepas earphone nya dengan kesal karena takut pendengarannya rusak hanya karena suara toa teman dajjalnya itu. Elden memang sedang melakukan video call dengan Vino di waktu senggangnya karena hari ini adalah weekend. Elden menceritakan tentang Nasywa kepada Vino dan tentu saja membuat cowok itu sangat kaget dibuatnya. "Iya serius Nasywa ada di sini." Vino bertepuk tangan di seberang sana sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menatap Elden lagi. "Fix, jodoh emang nggak kemana El, sikap mas bro!!!" Elden terkekeh pelan. "Nasywa yang sekarang udah beda Vin." "Lah beda gimana, si Nanas makin cantik ya pasti?" "Cantik sih pasti, tapi bukan itu yang beda." "Terus apaan dong?" tanya Vino penasaran sambil meneguk minuman. "Nasywa yang dulu kan pendiem banget terus kalem, lah di sini sama sekali beda! Nasywa asik banget anaknya, terus ceria juga sama care gitu, gue kan jadi baper anjir." Vino tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Hahaha bagus dong, nggak salah lagi jangan sampai lepas El!" "Menurut Lo apa gue masih bisa balikan sama Nasywa?" tanya Elden dengan nada pelannya sambil menghela nafas. "Bisa! Pasti bisa kalo Lo berjuang! Semangat terus mendapatkan hati sang pujaan hati!" Elden terkekeh pelan melihat Vino yang malah lebih bersemangat darinya. Elden tiba-tiba teringat dengan Milla, apakah ia juga harus menceritakan hal itu kepada Vino? Ah sepertinya ia harus memberitahu cowok bengek itu tentang Milla yang sangat mirip dengan Valerie. "Vin, ada yang harus gue kasih tahu sama Lo." "Apaan tuh, eh jangan-jangan Lo udah dapet cewek cakep yang gue persen sebelumnya ke Lo?" "Bukan k*****t, cewek mulu otak Lo," cetus Elden kesal yang langsung membuat Vino tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Jadi apaan?" "Sebelum itu Lo jangan pingsan ya dengernya." "Iya, iya, kasih tahu cepet, muter-muter aja dari tadi." Elden mendengus melihat Vino yang tidak sabaran. "Vin, gue ketemu sama cewek yang mirip banget sama Valerie di sini." "WHAT?!" jerit Vino hingga membuat Elden tersentak kaget lalu ia tidak menemukan Vino di kamera dan Vino juga tidak bersuara lagi. "Vin?" panggil Elden. "Vin, dah mati Lo?!" "Aelah ni anak pasti pingsan, tadi aja katanya nggak bakal pingsan," cetus Elden kesal lalu menutup sambungannya dan membiarkan Vino pingsan terlebih dahulu sebelum Vino meminta penjelasan lebih padanya mengenai Milla. *** Share cerita ini ke teman-teman kalian ya! Dan jangan lupa untuk tap Love:)

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN