Moment yang Sulit

1819 Kata
Meski masih belum mengerti apa yang terjadi saat ini, berjalan dan mencoba memahami tempat tinggal yang luas ini. Raisa merasa nyaman mendapatinya duduk di kamar mewah dan juga rumah yang bernuansa elegan. Setiap langkah masih ada rasa perih di bagian bawah sana, namun mencoba mengingat apa yang terjadi padanya dan juga hari ini. "Apa yang ada di pikiran pria itu, kenapa dia melakukannya padaku dengan sangat kasar?" gerutu Raisa mengingat wajah pria itu saat di atas tubuhnya. Berhenti senenak melihat arah jendela yang luas dan menghampirinya, terdapat hamparan taman yang sangat luas melihat deretan taman yang lengkap disana, tanpa bunga. "Di ujung sana mereka sibuk menyiram tanaman. Di sebelah sana malah hanya rumput hijau menghadap kolam dengan satu pohon rindang. Pandai sekali membuat kenyamanan," gumam Raisa mengaguminya. "Nyonya, makanan sudah siap. Apakah Anda mau makan?" seorang pelayan berjalan menghampirinya menawarkan makanan pagi untuk Raisa. "Hmm," angguk Raisa. Di meja makan, Raisa di layani oleh beberapa pelayan duduk di kursi meja makan dengan deretan makanan yang begitu banyak. Dia hanya menatap makanan yang begitu banyak di hadapannya. "Apa kah aku terlihat butuh makanan yang begitu banyak?" gumam Raisa, namun gemuruh di perutnya membuatnya tertegun dan melihat para pelayan yang menahan tawanya mendengar ucapan Raisa. "Pengertian sekali ya kalian, jika aku sedang kelaparan," ucap Raisa. Dia sudah tidak lagi hanya diam di meja makan, makanan yang ada di hadapannya dia makan tanpa basa basi lagi. "Biarkan lah, lagi pula tidak ada siapa pun disini," gumam Raisa. Dia masih menikmati makan paginya tanpa kembali berpikiran hal-hal lainnya. Namun Raisa ingat jika selama beberapa hari ini, dia mengalami hal yang sangat buruk saat dia terbangun di ruangan yang elegan pagi ini. Dalam aktivitas makannya dia selalu mencoba mengingat-ingat dirinya namun sama sekali tidak ada hasil dari ingatannya yang hanya sedikit saja. "Kenapa pria itu menyiksaku tanpa henti? Bahkan tidak membiarkanku lolos begitu saja?" gumam Raisa dengan makanan di mulutnya. Berada di kursi meja makan kini Raisha mencoba untuk mengingat kembali apa yang terjadi dengan dirinya, dan hanya tentang sebuah pertengkaran yang terjadi saat itu yang dia ingat. Antara seorang pria tua yang hendak menjualnya ke seorang pria tua lainnya. Raisa sempat mendengar pembicaraan rencana mereka yang mengatakan jika dia akan di jual pada pria tua hidung belang yang pada akhirnya Raisa mencoba untuk lari dan lepas dari genggaman orang itu. Hingga dia terkena obat bius, juga memaksakan diri menahannya memberanikan diri mengemudi dan melakukan perjalanan yang sangat panjang, dia juga tersadar di tengah jalan melawan dan memukul sang supir yang hendak membawanya menemui pria yang memesannya dan melajukan kendaraan yangam sama sekali belum pernah dia lakukan. Hanya mengandalkan instingnya, Raisa melajukan kendaraan dalam keadaan yang masih dalam pengaruh obat bius yang kuat, bahkan sebuah mobil melajupun tidak dapat dia hindari hibngga menabrak yang tak sadarkan diri. Samar juga, Raisa mengingat seorang pria berada di atas tubuhnya dan membuat tubuhnya tak berdaya menahan setiap hentakan pria itu. Raisa juga merasakan tubuhnya seakan tidak seperti semula dan rasa nyeri di bagian sensitifnya begitu nyata dia rasakan Sempat ingin bertanya tentang apa yang terjadi tentang dirinya pada para pelayan, namun dia urungkan dan memilih untuk tetap diam. Dia melihat situasi yang memungkinkan dirinya bertanya tentang keberadaan nya kali ini. Di rumah yang sangat besar dia tinggal sekarang, gadis itu meninggalkan meja makan dan memperhatikan rumah yang di tempati kali ini terlihat sangat terjaga kebersihannya dan terawat. Begitu jelas ketika melihat deretan para pelayan dan juga penjaga begitu banyak, Raisa perhatikan kenapa aku merasa familiar dengan tempat seperti ini seperti sudah terbiasa aku melihat keberadaan mereka. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan diriku rasanya sakit sekali sekujur tubuh," gumam Raisa. Dia berjalan menaiki tangga, saat dia hendak masuk ke dalam kamar tadi. Ada sebuah pintu kamar yang cukup besar tidak jauh dari sana membuat nya penasaran. Tapi dia memilih untuk masuk ke dalam kamar dan berdiam diri di dalam sana, sembari memikirkan tentang semua yang terjadi kepada dirinya kali ini. "Pria tua sialàn, untuk apa dia malah menjualku kepada para p****************g? Apakah dia sudah mati ya? Sudahlah, aku tidak peduli. Malah itu jauh lebih baik bagi dirinya, daripada dia masih hidup bisa-bisa aku ditangkap oleh nya lagi," gumam Raisa. Ketika dia mengingat sudah sekitar beberapa bulan ini dia begitu menderita ketika harus menjadi pelayan di rumah terpencilnya itu. Pria setengah baya itu selalu menyiksanya bahkan meminta dirinya untuk bekerja tanpa henti untuk menafkahi kakek tua, namun saat Raisa mendengar bahwa dia hendak untuk menjualnya. Raisa berpura-pura setuju hingga dia pada akhirnya kabur dan mencelakai pria itu, perasaan puas bagi dirinya ketika dia kini sudah berada jauh darinya namun hal yang tidak pernah Raisa tahu ketika kegadisannya bahkan tidak tahu bagaimana nasibnya. Raisa sendiri tidak memahami apa yang terjadi kepada dirinya setelah bertemu dengan pria yang samar-samar teringat di kepalanya. Hingga pada akhirnya Raisa kini berada di sebuah rumah yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya setelah kehidupannya beberapa bulan terakhir ini benar-benar seperti di sebuah neraka dan hanya sebuah kesialan yang selalu didapatkan. Tapi kali ini dia tidak tahu harus bersyukur atau tidak ke media duduk di tempat yang nyaman seperti ini dia juga harus kehilangan kegadisan nya meski tidak tahu kejelasan apa yang terjadi kepada dirinya dengan pria itu. "Sebenarnya, kapan pria itu akan datang ke sini? Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku lontarkan kepadanya. Tapi sepertinya aku harus menunggunya dan mendapatkan penjelasan dari dirinya nanti," gumam Raisa. ******** Sementara seorang gadis tinggal di vila pribadinya, setelah berusaha untuk pergi ke perusahaan menghindari istrinya, Dika kini berada di perusahaan dengan perasaan lega. Meski dia juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya kali ini. Perasaan bersalahnya berlarut sepanjang hari dalam pikirannya. Selama 7 tahun dia berjanji dan hanya akan menjadikan Nuri sebagai wanita satu-satunya dan hanya dia yang akan Dika sentuh. Tapi pada kenyataannya, Dika melakukan sentuhan tanpa penolakan pada seorang gadis yang sama sekali tidak dia kenal, terlebih lagi Dika berulang kali dan melakukannya sesuka hati tanpa menolaknya. "Kau tahu siapa yang sudah melakukannya padaku?" tatapan tajam Dika berbicara pada Ben, sekretarisnya. "Flores begitu teliti dan cerdik Tuan, tidak ada jejak mereka meninggalkan obat itu," helas Ben semabri memberikan bukti kejadian saat di perjamuan dan juga kejadian. "Kau juga sudah selidiki gadis itu?" tanya Dika sembari menekan video rekaman di aula perjamuam hingga keributan. "Gadis itu berada di dalam perjalanan tak jelas Tuan, tapi dia bersama pria tua yang bekerja di aula malam. Sepertinya dia berhasil lolos di hari itu," jelas Ben. Dika terdiam, dia sama sekali tidak mengira jika gadis yang dia temui adalah gadis malam. Namun ada hal yang sama sekali tidak dia duga ketika si gadis malah masih utuh tanpa bekas tanpa keperawânan. *"Dia bahkan masih gadis, apanya yang wanita malam?" gumam batin Dika.* "Apa lagi?" beralih membuka dokumen yang belum dia lihat tadi. "Gadis itu baru tinggal dengan pria tua yang menjualnya selama beberapa bulan Tuan, asal usulnya sama sekali tidak mudah di lacak. Bahkan organisasi sama sekali tidak mampu meretasnya," jelas Ben. "Kau yakin?" Dika mulai penasaran. "Ryu juga sudah berusaha, bahkan dia tertarik dengan mereka yang mampu memperketat informasi gadis itu," tambah Ben. Dika terdiam, meski cukup aneh dengan gadis bernama Raisa itu namun dia tetap tidak memungkiri keberadaannya kali ini. "Kau tahu siapa namanya?" "Pria tua itu memanggilnya Raisa karena hanya nama itu yang gadis itu ingat, saat di temukan olehnya," jelas Ben. "Lakukan pemeriksaan pada tubuhnya, apa ada hal yang dia lewati. Aku tidak ingin berlarut dengannya dan antar dia kembali pada keluarga sesungguhnya!" tegas Dika. "Baik, Tuan," angguk Ben. Saat Dika masih dengan dokumennya meminta Ben pergi ke vila utama dan melakukan perintahnya. Setelah beberapa hari tinggal bersama dengan Nuri bahkan menghabiskan waktu bersama, perasaan ingin keluar dari rumah itu membuat Dika lega saat dia benar-benar bisa lepas dari Nuri yang selalu mengikutinya setiap langkah. Dika sudah sangat lama sekali tidak pernah bertemu dengan Nuri, namun setelah gadis itu kini resmi menjadi istri nya, rasa apapun itu tentang Nuri tak luput hanya sekedar dia wanitanya. Dering ponselnya berbunyi membuyarkan Dika yang sedang memeriksa dokumennya. Tersenyim tipis melihat nama istrinya tertera di layar ponselnya. "Hmm." "Ka, kapan kamu pulang? Ada hal yang ingin aku beritahukan sama kamu. Aku menunggumu ya!" seru Nuri. "Saat jam pulang aku akan segera sampai," balas Dika. "Baiklah, aku mencintaimu." "Aku juga padamu, Sayang," balasan Dika menutup panggila telponnya. Dulu setiap kali melakukan panggilan telepon dengan Nuri, Dika akan selalu bersemangat dan tidak pernah ingin mengakhirinya. Setiap kata dari wanitanya itu selalu menjadi poin semangat bagi dirinya selama ini. Berhubungan dengan waktu yang sangat lama hingga menjadi sebuah pernikahan yang sama sekali tidak pernah terbayangkan oleh Dika jika pernikahan itu benar-benar terjadi namun tidak sesuai apa yang dia rencanakan dengan Nuri. Gadis itu pun sama sekali tidak mempermasalahkannya namun perasaan yang seringkali Dika pertanyaankan beberapa hari ini, menyentuh istrinya pun tidak dia lakukan setelah resmi menjadi sepasang suami istri. "Aku akan mencoba untuk bersamanya kembali. Sepertinya ada hal yang hilang setelah sekian lama tidak berjumpa, apalagi dia sudah menjadi istriku kali ini benar-benar membuatku tidak percaya jika aku melewati moment malam pertama dengannya," guemam Dika. Dia sedikit bersamengat kali ini untuk kembali lebih awal ke rumah menemui istrinya dan melakukan berbagai hal yang sudah selama ini dia rencanakan dan nantikan bersama dengan Nuri hubungan yang begitu erat selama 7 tahun tidak akan dibuat sia-sia oleh nya. Dika kali ini sama sekali tidak pernah dia duga jika beberapa hari tidak menyelesaikan pekerjaannya menjadi tumpukan dokumen yang mesti dia periksa dengan sangat teliti. Biasanya sekretarisnya yang akan mengambil alih semua itu , namun kali ini ada hal yang harus dilakukan oleh Ben bersamaan dengan keberadaan seorang gadis yang kali ini tinggal di villanya. Jika terpikirkan tentang gadis itu untuk kali pertama Dika sama sekali tidak protes berdekatan dengan wanita lain selain Nuri, apalagi sesuatu hal yang seharusnya tidak terjadi antara dia dan gadis itu dia lakukan. Namun semua sudah terjadi dan Dika harus menanganinya. "Sebenarnya siapa gadis ini, kenapa begitu sulit untuk menemukan identitasnya dan juga wajahnya begitu asing di sini?" Dika mulai terpikirkan tentang gadis yang kali ini berada di Villa yang sempat pembantunya. **** Nuri mempersiapkan segala hal hari ini dia ingin menyambut kedatangan suaminya menggunakan makan malam yang romantis dan juga pakaian yang dia beli dari pusat perbelanjaan, mengenakan dress transparan berwarna merah, dia kenakan kali ini berdiri di depan cermin. Membuat gadis itu tersenyum bersemangat, dia begitu tidak sabar ingin melihat reaksi Dika setiap kali melihat tubuhnya. "Aku tidak percaya dia akan menolakku lagi, mungkin karena biasanya aku selalu menolaknya dia merasa asing dengan aku yang mendadak selalu menggodanya akhir-akhir ini. Tapi kali ini aku yakin dia tidak akan mampu menolak kecantikanku malam ini," ucap Nuri dengan percaya diri. Dia mempersiapkan segalanya hingga menunggu Dika yang bersiap pulang lebih awal. Moment malam pertaman yang dia nantikan adalah suatu hal yang juga dinantikan oleh Dika selama ini. Teringat saat Nuri sempat menolak Dika yang hendak menyentuhnya hingga mereka menjalani hubungan dengan jarak jauh sampai ke sebuah pernikahan yang menjadi rencana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN