"Memunguti kembali kepingan yang meruah. Dan menyusunnya perlahan." ~Arial~ Gadis itu duduk tepat di depan teman-temannya. "Kenapa El?" tanya Novi penuh perhatian sambil menyantap baksonya. Elsa menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya, "Kenapa sih? Arial boro-boro berusaha buat ngejelasin semuanya. Dia malah ngilang gitu aja," curahnya menahan diri untuk tidak menangis lagi. "Namanya juga pecundang. Dia mana berani, palingan berani kabur, lari dari masalah," sahut Adit yang ternyata sedang duduk di deretan bangku belakang Elsa. Elsa bangkit dari duduknya lantas berdiri di hadapan Adit bersama sorot mata yang amat mengintimidasi, "Ngomong apa lo barusan, hah?!" tanyanya sarkastik. Tangannya menarik kerah baju Adit tanpa rasa takut sedikitpun meski lawannya laki-laki dan berbadan
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari