Mobil taksi itu berhenti di kawasan tempat tinggal Annelis, dia melirik gadis yang sedang berusaha melepaskan sabuk pengaman namun merasa kesulitan. Aarav mengulas senyum, mendekatkan wajahnya lalu membantu Annelis untuk melepaskan sabuk pengaman. Annelis mematung, menatap wajah Aarav yang hanya berjarak satu jengkal dari wajahnya.
Benar, Tuhan seperti tidak main-main ketika menciptakan pria ini. Garis wajahnya begitu sempurna, pun dengan tatapan teduh yang selalu memabukkan. Tanpa sadar Annelis tersenyum, mengamati setiap inci sosok tampan di depannya.
“Apa sudah puas melihatnya?”
“A-ah, a-apa?” Annelis gelagapan, dia bahkan tidak sadar ketika Aarav sudah melepaskan sabuk pengaman miliknya.
Pria itu memperlihatkan tali pengaman dengan senyum tipis. “Sudah lepas, Nona. Apa kamu masi
