Mobil itu melaju menuju bandara. Pagi ini secara mendadak Anyelir harus kembali ke Bandung, melihat kondisi Ziyan yang katanya sudah terbaring koma selama beberapa hari. Gadis itu meremat jemarinya yang berkeringat, menatap jalanan dengan resah. Sesekali dia menyuruh Aarav untuk mempercepat laju kendaraannya. Dia sangat khawatir dengan Ziyan. Biar bagaimana pun pria itu tetaplah sosok yang pernah mengisi hari-harinya. Tidak berbeda jauh dengan Annelis, Sera sendiri melirik arloji di tangannya dengan cemas. Dia tidak ingin terlambat. Terakhir kali dirinya bertemu Ziyan, kondisi pria itu kian melemah. Bahkan dokter juga menyampaikan jika kemungkinan untuk bangun dari koma hanya beberapa persen saja. Annelis menggenggam jemari Sera, dia sudah tidak memikirkan sakit hati yang pernah dirasaka