"Jangan mencium saya sesuka hati Anda, Tuan." Naura mendorong tubuh Nathan agar dia kembali menyetir mobil.
"Saat sedang berada di luar perusahaan, jangan memakai bahasa formal. Pakai bahasa aku dan kamu, panggil aku dengan namaku Nathan," suruh Nathan dengan wajahnya yang kembali dingin.
"Maaf! Aku tidak pernah mencintai kamu! Jadi hargailah apapun yang tidak mau aku lakukan," pintanya.
"Sudahlah! Ayo pulang bersamaku." Nathan memegang setir lalu dia melakukan mobilnya dengan kecepatan penuh karena ingin sampai di tempat tujuan.
Nathan membawa Naura yang memakai baju pengantin ke hotel tempat pertama kali mereka terlibat cinta satu malam. Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di tempat parkiran hotel mewah bintang lima, Naura tidak mau turun dari mobil karena dia ingin kembali ke rumah kecilnya.
"Kenapa kita turun di hotel ini?" tanya Naura.
"Cepat turunlah! Kamu wanita pertama yang banyak bertanya padaku." Nathan menjawab Naura dengan nada marah.
Nathan memaksa Naura turun dari mobil, tapi Naura tidak mau. Dia terpaksa menggendong Naura yang masih memakai baju pengantin, semua pegawai hotel terkejut karena melihat Tuan Muda menggendong wanita yang memakai baju pengantin. Mereka melanjutkan pekerjaan, mereka tidak berani ingin tahu dengan kehidupan pribadi Tuannya.
"Turunkan aku! Nathan, jangan memaksaku seperti ini. Kenapa kamu menggendongku?" Naura berteriak keras tapi Nathan tetap tidak memperdulikannya.
Nathan menggendong Naura dan masuk ke dalam lift hotel. Dia mengetik nomor lantai tiga di pintu lift tersebut, lalu beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di lantai tiga. Nathan menggendong Naura masuk ke kamar hotel nomor 505.
"Turunkan aku!"
"Saat ini kamu mandilah dan berganti baju di lemari. Malam ini kita akan melakukan ritual malam pertama," ucap Nathan.
"Aku tidak cinta kamu, jangan memaksaku." Naura memutar bola matanya dan dia tidak takut dengan Nathan karena saat ini dia tidak bekerja di perusahaan lagi.
"Ternyata Naura Angelica bukan wanita polos dia sekarang sudah berani." Nathan mendekati Naura dan dia menarik tangan Naura lalu dia dengan cepat membuka gaun pengantin itu.
Gaun pengantin itu dibuka paksa oleh Nathan. Gaun pengantin yang dikenakan oleh Naura sudah robek.
"Cukup! Dasar CEO gila! Kenapa kamu merobek gaun pengantin ini? Tolong! Hargai aku, kenapa kamu tidak seperti saat kita bekerja di perusahaan kamu sangat kasar." Naura seketika itu meneteskan air matanya.
Sang CEO tidak peduli dengan air mata Naura yang menetes, dia langsung menyeret Naura ke kamar mandi hotel dalam keadaan gaun pengantin yang sudah memperlihatkan bagian tubuhnya. Tentunya Naura tidak bisa melawan karena CEOnya langsung menyalakan shower dan membuat mereka sama-sama terkena air.
"Kamu mau mandi sendiri, apa aku mandikan?"
"Aku ingin mandi sendiri, kamu ke luar saja." Naura menyuruh Nathan ke luar dengan bajunya yang basah.
Nathan tidak peduli, lalu dia mengisi air di bathup kamar mandi itu. Dia langsung menyeret Naura ke dalam bath-up dan mereka mandi bersama. Naura hanya takut Nathan akan melakukan hal aneh pada dirinya karena CEOnya seorang yang tidak mudah ditebak saat dia bertindak dan melakukan sesuka hatinya.
"Kenapa mau mandi denganku? Sakit tubuhku masih perih akibat luka saat di hukum di penjara." Naura menahan perih luka di tubuhnya.
"Diam-lah! Aku hanya ingin memeriksa tubuh kamu terluka. Lihat ini ada luka yang belum kering. Kamu harus ingat luka yang ada di tubuh kamu ini. Aku yang membebaskan kamu jadi kamu tidak ada hak untuk menolak semua keinginanku." Nathan seketika itu dia menatap Naura dengan tatapan yang dingin.
Setelah itu Nathan dan Naura ke luar dari kamar mandi. Nathan dia sebenarnya tidak tega pada Naura tapi karena dia ingin Naura tidak melawan apa yang dia inginkan. Nathan menyuruh Naura untuk berganti baju, dia mengajak Naura ke depan lemari di kamar hotel itu.
"Ini lemari baju kamu, cepat ganti baju!"
Naura langsung membuka lemari itu dan lemari baju itu berisikan baju dan gaun mewah. Bahkan celana dalam dan baju tidur pun dari merek terkenal. Naura tidak menemukan baju tidur yang biasa saja tapi baju tidur di dalam lemari itu hanya baju tidur yang terbuka, memperlihatkan belahan dadanya dan paha mulusnya.
"Baju apa ini?" Naura melemparkan baju itu ke wajah Nathan sehingga Nathan mulai marah.
"Dasar wanita gila! Pakai saja baju apapun yang ada di lemari itu. Jangan melempar ke wajahku." Nathan mendekati Naura dan dia mencengkram dagu Naura agar dia tidak berbuat macam-macam lagi.
"Lepaskan tangan kamu! Aku akan memakai baju tidur ini." Naura melepaskan cengkram tangan Nathan lalu dia memakai baju tidur itu.
Beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan baju tidur yang seksi. Nathan tidak bisa melepaskan pandangannya, jantungnya berdegup sangat kencang saat melihat Naura. Ada rasa yang tidak biasa di hatinya saat melihat Naura memakai baju tidur seksi. Dia langsung berdiri dari tempat tidurnya lalu menghampiri Naura.
"Sekarang malam pertama kita, menurut-lah!" Nathan menggendong Naura ke tempat tidur dan dia merebahkan tubuh Naura di tempat tidur.
Nathan mulai memeluk Naura dan dia sepertinya sudah lama menantikan semua ini. Nathan dalam hati kecilnya dia mulai ada rasa pada Naura tapi dia belum menyadarinya. Naura yang selama tiga bulan ini hadir dalam mimpinya dan sekarang dia ada dihadapannya.
"Stop! Nathan sekarang masih sore belum malam hari. Lihat tubuhku masih ada luka yang belum kering di leherku, aku takut terluka lagi." Naura menghentikan Nathan yang sudah menciumnya, dia hanya beralasan agar bisa menghindar dari malam pertamanya.
Nathan berhenti mencium Naura, dia sadar biasanya tidak seperti ini. Kenapa bisa saat bersama Naura, dia kehilangan kendali akan dirinya. Nathan menjauhi Naura dan dia tidur di sofa yang ada di kamar itu karena dia lelah.
"Untung saja dia tidak jadi mengajak aku bercinta." Naura juga tidur.
Mereka tidur di tempat yang yang berbeda sampai jam delapan malam. Lalau Nathan dan Naura dikejutkan dengan suara pintu yang diketuk. Pelayan hotel datang dan mengantarkan makan malam Nathan dan Naura.
Nathan membukakan pintu kamar hotelnya dan membiarkan pelayan hotel untuk mengantarkan makan malam. Setelah itu Nathan mengajak makan malam bersama. Saat Naura makan malam Nathan menatap Naura terus menerus. Naura sedikit salah tingkah sehingga dia berhenti makan lalu Naura ke kamar mandi untuk menggosok gigi.
Setelah ke kamar mandi Nathan terlihat tidur di tempat tidur tempat Naura tidur tadi. Nathan berdiri dan menarik tangan Naura lalu Nathan terjatuh ke tempat tidurnya dan Naura berada diatasnya.
"Ahhh... ehmmz.... tidak! Lepaskan tangan kamu! Nathan tolong berhenti." Naura mendesah karena Nathan mulai meraba bagian inti tubuh Naura, menciumnya dan memeluknya dengan mesra.
"Aku meminta imbalan karena telah membebaskan kamu dari penjara." Nathan mendominasi Naura dia mulai melakukan ritual malam pertama bercinta dengan Naura.
"Hentikan! Dasar pria m***m! Ini masih sakit." Naura memukul pundak Nathan saat memaksa dirinya bercinta dengannya karena bagian tubuh bawahnya masih terasa sakit.
Saat Nathan tengah asik bercinta dengan Naura karena ini malam pertamanya, tiba-tiba pintu kamar hotel diketuk oleh seseorang.
"Sial! Siapa yang menggangguku saat ini?" Nathan menghentikan tindakannya yang mencumbu mesra Naura di kamar tersebut karena dia mendengar suara pintu diketuk dari luar dan dia terlihat sangat kesal.