"Kakek jangan pernah mengancamku. Aku akan membawa kekasihku. Lalu dalam waktu 3 bulan akan kunikahi dia. Perusahaanku juga akan kembali lagi." Nathan menjawab mantap dengan sangat yakin kalau dia bisa menikah secepatnya dan menyelesaikan masalah di perusahaannya.
"Ya Tuhan, anak kurang ajar! Jika dalam waktu 3 bulan tidak menikah juga, maka aku akan memaksa kamu menikah dengan cucu kenalanku," teriak kakeknya, tapi Nathan tidak peduli dengan apa pun yang diucapkan kakeknya, malah dia memilih pergi dan kembali ke rumah pribadinya.
Beberapa hari kemudian, Nathan mulai memikirkan soal ancaman dari kakeknya dan permintaan perjodohan yang kakeknya inginkan. Dia harus mencari cara lain untuk menghindari perjodohan tersebut.
"Apa yang harus aku lakukan? Kakek ingin aku menikah karena memang sering sakit-sakitan. Maka dari itu, Kakek ingin melihatku menikah," gumam Nathan.
Nathan sedang berpikir, dia berada di ruangan kerjanya yang berada di rumah megahnya.
"Tuan Muda, kenapa Anda begitu panik?" tanya asisten pribadi yang bekerja di rumahnya dan dia tidak sengaja mendengar Nathan berbicara sendiri.
"Kakek ingin aku segera menikah dengan cucu kenalannya. Dia ingin melihatku menikah, tapi aku tidak menyukai perjodohan. Sementara itu, aku sedang mencari cara untuk menghindari pernikahan ini," jawab Nathan.
"Bagaimana jika menikahi wanita yang terlibat skandal dengan Anda itu? Menikahi wanita itu untuk menyelamatkan Anda dari perjodohan dan menyelamatkan wanita itu dari kasus skandalnya juga." Asisten pribadinya memberikan saran jitu untuk Nathan. "Maaf kalau saya lancang."
"Dulu aku menghentikan kamu untuk menyelidiki kejadian di hotel saat aku bersama Naura terlibat cinta satu malam. Sekarang aku ingin kamu menyelidiki semuanya, mulai malam itu dan sampai Naura terlihat kasus penggelapan dana perusahaan," suruh Nathan.
"Siap Tuan, saya akan menyelidiki lagi kejadian," jawab asistennya.
"Ingat! Temukan bukti yang kuat aku ingin Naura bebas secepat mungkin."
"Baik Tuan, sekarang saya pamit pergi melaksanakan apa yang Anda perintahkan."
asisten pribadi Nathan segera pergi melaksanakan apa yang diperintah oleh atasannya.
***
Hari ini Naura sedang berada di dalam penjara dan begitu menderita. Wanita itu sedang diinterogasi oleh beberapa petugas kepolisian.
"Sudah terbukti bersalah tapi tidak mau mengakuinya. Akui saja biar hukuman kamu bisa diringankan! Kembalikan uang yang kamu korupsi itu." Polisi itu menanyai Naura dengan suara lantang.
"Aku tidak bersalah dan sampai kapan pun aku tidak akan mengakuinya," jawab Naura.
Naura tidak pernah mengakui kejahatannya karena memang dia tidak pernah melakukan perbuatan terkutuk itu. Naura disiksa saat penyidikan karena terus bungkam dan tidak juga mau mengaku.
Selama 3 bulan ini Nathan terus bermimpi buruk. Bayangan saat Naura sedang ditangkap polisi selalu hadir dalam mimpi. Sejak saat itu Naura selalu mengganggu tidur Nathan pada malam hari melalui mimpinya. Dia sebenarnya malas ingin menikah kontrak dengan wanita mana pun.
"Argghh ... sial! Suara wanita itu selalu terngiang di telingaku dan wajahnya selalu hadir dalam mimpiku. Sudah hampir 3 bulan dia di penjara, apa benar aku harus menolongnya? Aku harus membesuknya di penjara lusa." Nathan mulai berpikir harus menemui Naura sang sekretaris yang berada di dalam jeruji besi.
***
Dua hari kemudian, Nathan tidak masuk kerja. Dia memutuskan untuk pergi ke rumah tahanan tempat Naura dipenjara. Nathan masuk ke dalam mobil, lalu melajukan mobilnya dengan cepat agar bisa sampai di tempat tujuan. Beberapa menit kemudian, Nathan turun ke luar dari mobil dia langsung masuk ke rumah tahanan dan meminta izin pada polisi yang berjaga untuk membesuk Naura.
"Saya mau bertemu dengan Naura, mantan sekretaris saya. Tolong panggilkan dia dan saya butuh ruangan khusus untuk menanyai dia terkait kasus ini," pinta Nathan pada kepala polisi.
"Baik Tuan Nathan, Anda akan bertemu dengan tahanan itu secepat mungkin," jawab polisi yang bertugas.
Polisi yang berjaga itu segera memanggil Naura untuk menemui tamu yang telah membesuknya. Naura masuk ke dalam sebuah ruangan khusus yang disiapkan kepala polisi agar Nathan bisa berbicara dengannya.
Naura begitu kaget saat melihat CEOnya yang biasanya begitu dingin padanya itu datang membesuknya. Sang CEO menatap Naura dengan tatapan yang sangat tajam karena Naura berpenampilan berbeda terlihat sangat lusuh dan memakai baju tahanan.
"Selamat pagi, Naura. Ternyata penampilan kamu sekarang begitu buruk." Nathan menatap Naura dengan tatapan yang menyeramkan.
"Tuan Nathan, tolong saya! Saya tidak bersalah dan saya tidak pernah korupsi," pinta Naura yang memelas. Naura yakin dia tidak pernah korupsi.
"Apa kamu mau aku membebaskanmu?" tanya Nathan.
"Saya mau, Tuan."
"Aku akan membebaskan kamu dari penjara ini, karena kita pernah melewati malam penuh gairah bersama. Tapi ada satu syarat dariku yang harus kamu penuhi, Setuju?" Nathan menjawab dengan wajah datarnya.
"Maksud Tuan, syarat apa?" Naura bertanya karena tidak tahu syarat apa yang diminta Nathan.
"Aku akan membebaskanmu dari penjara ini, tetapi kamu harus menikah kontrak denganku," jawab Nathan sambil menaruh tangan di dagunya.
"Apa? Menikah kontrak?" Naura kaget karena mendapatkan tawaran pernikahan kontrak dari CEO-nya yang tampan bak pangeran di negeri dongeng tapi begitu dingin dan galak.
"Menikah-lah denganku, aku akan bertanggung jawab dan aku akan membebaskanmu." Nathan tiba-tiba mendekat lalu dia mencium Naura.
"Ehmmz ... lepaskan saya! Anda jangan kurang ajar mencium saya. Saya tidak akan menikah dengan teman mantan pacar saya, saya bukan wanita murahan." Naura mendorong Nathan yang tiba-tiba menciumnya.
"Diamlah! Jika kamu melawanku, maka kamu akan dihukum mati akibat korupsi." Nathan tiba-tiba merubah ekspresi wajahnya dan mencengkram erat leher Naura.
"Sakit! Lepaskan saya Tuan! Ampuni saya! Anda sudah kurang ajar. Meskipun kita pernah mengalami cinta satu malam, tapi saya bukan w************n. Jangan mencium saya sesuka hati Anda." Naura menangis karena kesakitan.
Naura kemudian jatuh pingsan karena cengkraman di leher Nathan itu begitu kuat dan dia tidak bisa bernafas. Nathan kaget karena Naura pingsan. Pria itu tidak sengaja mendapati leher Naura terluka. Dia curiga kalau Naura disiksa.
"Naura, bangunlah! Kamu jangan pingsan. Tunggu, kenapa baju penjara yang kamu pakai ini terdapat noda darah? Tanganku ada darah, padahal tadi aku hanya mencoba menakutinya. Apa kamu disiksa? Kurang ajar mereka, berani sekali menyentuh orangku." Nathan berteriak marah.
Nathan mengancam polisi yang saat itu bertugas dan akan menghancurkan siapa pun yang berani melukai bawahannya. Saat itu juga Nathan menggendong Naura untuk dibawa pergi ke rumah sakit.
"Anda tidak boleh membawa tahanan keluar penjara. Apa mau Anda Tuan Nathan?" kepala polisi melarang Nathan membawa Naura ke rumah sakit.
"Aku peringatkan kamu! Jika Naura meninggal akibat kalian siksa, maka nyawa kalian juga yang akan menjadi taruhannya." Nathan begitu marah di rumah tahanan itu, kepala polisi sangat takut dengan ancaman yang keluar dari mulut Nathan.
Nathan pengusaha kaya raya dan Tuan Muda yang terkenal angkuh juga dingin dan ditakuti oleh semua orang. Dia tidak mudah mengampuni semua orang yang membuatnya marah. Dia begitu emosi karena Naura terluka. Nathan dengan sigap membawa Naura masuk ke dalam mobil lalu dia membawa Naura ke rumah sakit.
"Sekretaris bodoh! Jangan meninggal, aku akan menyelamatkanmu, ada apa denganku? Kenapa aku begitu khawatir pada sekretarisku yang bodoh ini?" Nathan masih bimbang dengan perasaannya.