Minggu pertama setelah pada akhirnya aku dan Mas Arfa kembali bersama, aku dibuat insecure untuk kesekian kalinya. Aku sama sekali tidak akan menyalahkan Mas Arfa untuk ini, justru aku ingin menyalahkan diri sendiri kenapa aku mudah sekali overthinking dan berpikir yang tidak-tidak. Bukan tanpa alasan kenapa aku mendadak insecure, padahal kemarin-kemarin aku sudah berusaha mengabaikan semuanya dan hanya fokus pada perasaan yang kami miliki satu sama lain. Hari ini, tiba-tiba saja, Pak Rivan mengumpulkan semua karyawan ke aula perusahaan dan memperkenalkan Mas Arfa sebagai calon penggantinya di depan semua orang. Belum lagi, melihat Mas Arfa ngobrol panjang dengan Pak Rivan, juga orang-orang penting di perusahaan, membuatku semakin merasa