Menjadi pecundang adalah salah satu karakteristiknya sejak beberapa minggu ini. Hamas jelas terpukul namun ia tak punya pilihan. Ah bukan tak punya pilihan, ia yang tak tahu bagaimana cara mencari jalan keluar dari segala masalah ini. Ia baru saja keluar dari mobilnya pagi ini. Kemudian menyampirkan jakunnya di bahunya. Tas sandang yang biasanya juga dikenakan. Ada laptop di dalamnya. Sepanjang jalan melewati koridor, ia tak tahu kalau semua orang sedang membicarakannya. Membicarakan apa? Ohooo. Tentu saja foto Hamas yang dipeluk Nisa. Hamas masih tak tahu apa-apa. Ia justru sedang sibuk menghitung seberapa banyak dosa-dosanya. Foto itu dibicarakan anak-anak fakultas, Ya, asmaranya dengan Nisa dengan Anne yang berada di antaranya memang sudah menyita perhatian sejak awal. Statusnya sebag