Anggasta Chapter 16

967 Kata

Udara malam yang dingin senantiasa menusuk pori-pori kulit. Angga sedang duduk disofa yang ada di balkon kamarnya, nikmati keindahan malam hari seakan menyambut dengan gembira. Ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok yang ada di tengah jari tengah dan telunjuknya, tambah Angga betah berlama-lama di sini. Angga menyentil rokoknya, abu rokok mulai berguguran turun. Senyum sinis Angga tercetak antara bibirnya. Ia menghisap rokoknya kembali, sedetik kemudian segera membungkus putih abu-abu terbang membumbung tinggi diperoleh Arah angin pergi. Angga mengambil secangkir kopi yang ditempatkan di atas meja yang tidak jauh dari tempat duduk, Angga lalu mengeluarkan kopi karena dirasa masih panas. Ia menyerngit lantaran lidahnya terasa terbakar saat ia menyeruput sedikit kopi itu. Gelas yang s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN