Dengan meminta, Cherry akhirnya menjawab permintaan Angga itu. Sangat terasa berat. Namun, ia mencoba setenang mungkin. Selama perjalanan pulang, Cherry hanya diam, sorot pemandangan menjelajah menyapu pemandangan ibu kota pada sore hari, sementara Angga tengah fokus pada jalanan didepan sana yang begitu padat. Tidak ada yang memulai perbincangan antara miereka berdua. Jujur saja, Cherry sangat canggung dalam posisinya yang kini tengah di boncengi Angga. Menghela napas berat, Cherry berusaha menetralisir degup jantungnya yang kian membuncah tak karuan. Angga seperti tengah memboncengi karung beras, sedangkan Cherry seperti dibonceng oleh tiang listrik. Sungguh, keheningan terus merayap antara mereka. Beberapa detik kemudian, Cherry menengadah keluar, dagunya menatap ke atas, kompilasi,