Beberapa tetes air mata juga keluar dari mata Edgar, ia sangat sedih sampai-sampai tidak bisa menahan tangisnya. Rachelta menangis sangat kencang di d**a Edgar, ia tidak bisa menerima kenyataan ini, sungguh ini sangat menyakitkan. Edgar mengelus punggungnya pelan, bagaimanapun ia harus bisa terlihat lebih sabar dari Rachelta, meski kenyataannya dirinya juga masih belum bisa menerima semua ini. "Semua ini sudah takdir." ucap Edgar dan mengusap bekas air matanya sendiri, lalu melepaskan pelukannya pelan. Edgar mengusap bekas tangisan di wajah Edgar dan tersenyum menenangkan. Ia bisa melihat jika mata wanita itu sedikit bengkak karena menangis. "Permisi." ucap Dokter saat baru masuk kamar inap Rachelta. "Ternyata nyonya sudah sadar." lanjut Dokter wanita itu dengan senyum kecilnya. Ed