Dendam

3101 Kata

"Papa mana?" Ia baru sadar kalau papanya tak terlihat. Bahkan sudah sejak kemarin. "Jakarta." "Oh." "Mau ke mana lagi kamu?" "Menurut mama?" "Zar! Zara!" Anaknya tak mendengar. Sudah masuk ke dalam mobil lalu mengendarai mobilnya keluar dari rumah. Ia menghela nafas. Kenapa tak ada satu pun anak yang mendengarkannya? Yang satu lagi setidaknya masih mendengar papa mereka. Yang satu lagi haus perhatian. Karena menganggap papanya terlalu sibuk dengan urusan jabatan dibandingkan keluar bersamanya. Ia marah dengan hal itu. Tak bisa memaklumi pekerjaan papanya sama sekali. Padahal kalau ada urusan sekolah, papanya pasti tahu. Mamanya menghela nafas lantas masuk ke dalam rumah untuk menghubungi seseorang. Ia ingin segera mengakhiri segalanya. Tapi baru mau menelepon, tiba-tiba banyak mob

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN