Zea membulatkan mata ketika lelaki yang ia kenal baik itu berdiri di hadapan mereka semua. Lelaki itu berdehem dan menoleh sesaat melihat Tamara. “Saya dengar kalian makan malam di sini, karena kebetulan saya bertemu dengan Nona Tamara di depan, jadi saya sekalian mampir menyapa kalian semua.” Tristan tersenyum walau dalam hatinya ia akan membuat perhitungan dengan Tamara karena telah membawanya kemari, dimana Zea tengah memperhatikannya. Biasanya seorang Tristan tidak akan pernah sengaja mampir hanya untuk menyapa karyawannya. “Kalian bisa lanjutkan makan. Saya pergi dulu,” kata Tristan hendak meninggalkan tempat. “Kamu mau ke mana?” tanya Tamara. “Aku sedang ada pertemuan di sini jadi kamu jangan macam-macam,” bisik Tristan. “Selalu saja mengancamku, ya sudah pergilah yang penting