Pada akhirnya Zea menjadi egois ia tidak lagi memikirkan tentang Tamara yang ia pikirkan adalah perasaannya dan juga anak yang sedang ia kandung saat ini yang benar-benar membutuhkan kehadiran dan sosok ayah. “Sayang, aku sudah tidak tahan,,,” lenguh Zea yang saat ini berada di bawah tindihan Tristan. “Sebentar lagi, Sayang, aku sudah akan mencapai puncaknya.” Tristan kembali menggerakkan pinggulnya intens dan … “Ahhhh, ahhh,” desahnya. Zea bernapas lega, semakin hari semakin indah saja dibuat Tristan. Ia sampai mabuk kepayang dengan nafsu dan hasrat suami sekaligus bosnya yang m***m itu. Sedikit saja bersentuhan, Tristan langsung ingin bertempur. Tristan berguling ke samping Zea dan memeluk tubuh telanjang istrinya Tristan benar-benar tidak bisa kehilangan Zea kali ini ia sudah menya