“Ahh, ouhh, ahhh, ahhh, ahhh, Tuan aku tidak tahan lagi, tolong cepat masuki aku, Tuan, tolong!” lirih Zea terus menerus meraung meminta peraduan terakhir mereka, ia sudah sangat basah sekarang. Ia sudah tidak tahan lagi. Sementara itu, Tristan terus bermain di lembah itu, menjilatnya dan memberikan Zea kesempatan untuk berpeluh dan menikmati setiap sentuhannya. Walaupun lembah itu basah, tapi tetap wangi dan membuat Tristan candu akan wanginya. “Tuan,” lirih Zea ingin sekali menggelepar tak tahu malu. Tristan tidak akan menyiksa Zea lebih lama, ia duduk di hadapan Zea yang saat ini berada di bawah tindihannya, ia tersenyum melihat Zea tidak lagi berdaya karena kenikmatan yang ia berikan, suara hujan deras pun terdengar, petir saling bersahut-sahutan. Tristan lalu mengelus dinding lemb