“Saya harus pergi. Terima kasih untuk traktirannya.” Ressam sudah tidak bisa jika terus menerus berada di dekat Viora. Dia pun memutuskan untuk beranjak kemudian pergi dari sana setelah berpamitan dengan cara yang sopan. Ya, meskipun tidak terlalu jauh karena dia masih harus mengawasi gerak-gerik Viora dan pria bernama Edward yang sudah berani mengatainya pria bisu. Viora hanya tercengang. Untuk menahan pria misterius itu tetap diam di tempat duduknya pun rasanya tidak mungkin karena pria itu tidak suka berinteraksi dengan orang asing. “Dia aneh ya?” celetuk Edward agar fokus Viora tidak terlalu teralihkan pada pria misterius yang sudah pergi itu. Viora mengangguk. “Lebih tepatnya, dia tidak terbiasa berinteraksi dengan orang asing, Edward,” jawabnya membenarkan. “Bisa jadi,” bal