Ressam terdiam. Raut wajahnya yang tersembunyi dibalik kacamata hitam dan juga masker yang menutupi setengah wajahnya, jelas menunjukkan bagaimana piasnya pria itu sekarang. Kenyataan besar yang terjadi di depannya, sekaligus dia saksikan dengan mata kepalanya sendiri, jelas menciptakan kepingan-kepingan yang dengan perlahan akan membuat hatinya hancur. Bahkan sudut bibirnya yang terangkat membentuk seluas senyum, adalah kesan palsu yang sengaja dia buat untuk menyembunyikan bagaimana rasa terluka yang dia rasakan di dalam sana dan cukup berhasil membuatnya tak bisa berdiri dengan tegap. Ressam memaksa untuk tersenyum lagi, meskipun sangat sulit dia lakukan. Di depan sana dia melihat gadis impiannya yang sedang tertawa bahagia bersama seorang pria. Bagaimana mungkin dia bisa ikut serta