Feeling

1173 Kata

Dengan keberanian yang ia miliki, Yeni mengetuk pintu ruangan bosnya. Seketika suara itu meredam. Yeni menarik napasnya untuk mengetuk lagi sampai pintu terbuka menampilkan raut kesal wajah Ridzwan. "Sore Pak." "Ada apa?" Yeni tersenyum sesekali melihat ke dalam di mana ada seorang wanita berdiri membelakanginya. Yeni bernapas lega karena itu bukan Selena. "Saya mau pamit pulang. Gak enak rasanya kalau saya pulang duluan," ujarnya. "Oh, gak apa-apa. Kamu pulang duluan saja, saya masih ada urusan." "Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi." Yeni bergegas pergi. Selama ia bekerja di perusahaan ini belum pernah ia mendengar suara aneh dari ruang Ridzwan. Ini pertama kali untuknya. "Dasar hidung belang. Aku harus hati-hati," gumam Yeni. ** Anthony memperhatikan Selena yang jadi pendiam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN