“Terima kasih, Izzy. Aku janji akan membicarakan semuanya padamu. Lagi pula Ayahmu juga sudah menitipkanmu padaku, jadi aku sungguh berkewajiban melakukannya.” Jacob makin menguar kalimat manis sebagai rasa terima kasih sekaligus momen unjuk diri. Mata Devon terbelalak membesar. “Ah, jangan seperti itu. Aku masih bisa menjaga diriku kok,” balas Izzy dengan wajah tersenyum tersipu. Devon sudah seperti nyamuk yang tak dianggap di samping Izzy dan di depan Jacob. Ia bahkan tidak tahu perihal Bryan Alexander yang menitipkan anaknya pada polisi bodoh macam Jacob. ‘Memangnya Izzy sepatu yang harus dititipkan? Dasar badut penjilat!’ umpat Devon dalam hatinya. “Sungguh aku tidak akan membiarkan kamu sendirian. Aku ingin memberikan ponsel pengganti padamu berisi pelacak yang sama.” Jacob menyod