Tidak mudah untuk mencari kristal Zombie akhir - akhir ini. Pasukan Jenderal Mayer yang memutuskan untuk meninggalkan markas pusat demi berburu kristal zombie kesulitan mendapatkan zombie yang yang berkeliaran. Nampaknya zombie yang berada di sekitar wilayah selatan sudah tidak ada lagi karena mereka buru demi mendapatkan kristal.
"Kenapa kita tidak menemukan satu zombie pun?" Tanya Ben.
Pria yang bernama Ricky juga menggelengkan kepalanya. " Mungkinkah zombie sudah habis di daerah ini? " tanya Ricky.
"Mungkin saja."
Ben terlalu percaya diri pada kemampuannya sehingga dia hanya membawa Ricky untuk berburu zombie. Dia melakukan kesalahan yang sama dengan Draco yaitu meremehkan lawan dan mengira jika semua zombie sama seperti zombie tingkat pertama. Dia sama sekali belum melihat zombie mutasi kedua dan ketiga yang kemampuannya jauh melebihi zombie tingkat pertama.
Grrrh.
Ghaaoo.
Rupanya keinginan mereka bertemu dengan zombie terkabulkan. Akan tetapi yang datang menuju ke arah mereka adalah zombie mutasi kedua yang berjumlah tiga puluh orang.
"Ahaha lihat itu?" tunjuk Ricky ke arah jam sembilan.
Ben mengikuti arah yang ditunjuk oleh Ricky. Dia hampir meloncat bahagia melihat para zombie yang mendekat ke arah mereka. Ben sama sekali tidak mengira jika mereka bukanlah zombie yang biasanya ia hadapi. Bukannya takut dia justru berlari kearah mereka dan menyerang sekumpulan zombie tersebut.
Hal yang serupa dilakukan oleh Ricky, dia turut serta berlari di belakang Ben sambil mengeluarkan petir di tangannya. Mereka berdua mengira akan bersenang - senang dengan banyak kristal zombie hari ini. Namun yang terjadi justru sebaliknya serangan mereka sama sekali tidak mengenai para zombie mutasi kedua dan ketiga itu. Hal tersebut membuat Ben dan Ricky terkejut.
"Apa yang terjadi!? Kenapa mereka bisa mengelak serangan kita!? " tanya Rick panik.
Bagi mereka berdua zombie adalah makhluk yang bodoh dan juga lambat. Oleh karena itu mereka sangat mudah dihancurkan jika memiliki senjata. Apalagi saat ini mereka berdua memiliki kemampuan petir, secara otomatis para zombie bukanlah awan mereka. Namun anggapan mereka buyar ketika melihat betapa cepat dan juga terarah teroganisir gerakan para zombie itu. Mereka bahkan menghindari dan juga ini mengepung keduanya dari berbagai arah. Yang mengejutkan salah satu antara mereka adalah Draco yang sudah berubah menjadi zombie.
"Ben sahabatku..."
Tentu saja Ben sangat terkejut melihat Draco yang sudah berubah menjadi zombie bisa berbicara padanya. Ben bahkan mengira jika Draco sudah pulih jika tidak melihat para zombie yang berada bersamanya.
"Draco, kaukah itu?" Tanya Ben ragu.
"Ya, ya. Ini aku."
Meski Draco tampak seperti manusia namun sesekali dia berubah menjadi zombie. Suatu ciri khas yang dimiliki oleh zombie mutasi ketiga karena mereka belum bermutasi sempurna seperti Saara dan juga Devos. Tubuh mereka akan berkedip - kedip dari tubuh manusia dan juga tubuh Zombie.
Hal ini membingungkan Ben, hanya saja ketika ban lengah aku langsung menyerang jangan menancapkan tangannya di d**a Band. Membuat pria itu langsung muntah darah dan tewas. Raja mutasi yang lain pun segera memakan band Sebelum menjadi zombie juga dan akhirnya beberapa menit kemudian dan juga menjadi zombie.
Kini tinggal Ricky yang tersisa, dia kebingungan dan ketakutan melihat zombie yang sangat kuat di depannya. Apalagi rekannya yang bernama berlaku ternyata menjadi zombie yang sangat kuat. Dia mengira itu karena sebelum menjadi zombie, Draco juga memakan kristal zombie. Alhasil Draco menjadi zombie yang sangat kuat.
"Jangan mendekat!"
Ricky terus berjalan mundur sambil mengarahkan petirnya ke arah semua zombie. Dan yang terjadi adalah hal yang serupa dengan tadi , tidak ada satupun zombie yang terkena petir darinya. Dia pun bersiap untuk melarikan diri dengan mengarahkan petir ke arah para zombie tersebut. Hasilnya tetap sama.
Lama-kelamaan tenaga yang dimiliki oleh Ricky habis karena mengerahkan petir tanpa henti. Dia jatuh di tanah dan terengah - engah. Para zombie itu dengan sikap menyerang Ricky seperti yang dilakukan Draco terhadap Ben.
"Aakhhh!"
Sebelum tangan zombie itu menyerang Ricky, sebuah petir menyambar tangan zombie tersebut hingga membuatnya terpental dan beberapa bagian tubuhnya hangus. Tanpa disangka serangan tersebut ternyata berasal dari Jason dan juga sepuluh pasukan khusus Jenderal Mayer. Mereka datang tepat waktu menyelamatkan Ricky dari serangan para zombie.
Rupanya insting Zombie mutasi ketika itu menyuruh mereka untuk mundur. Sebab mereka sudah mendapatkan daging segar dari daging Ben dan mendapatkan rekan baru yaitu Ben. Dengan cepat Draco dan para zombie yang lain menyeret tubuh Ben untuk menghilang dari hadapan para pasukan khusus Jenderal Mayer.
Jason sama sekali tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Baru kali ini dia melihat zombie bisa berlari dan menghilang dengan cepat sama seperti seorang ninja. Kini ia harus memperingatkan teman - temannya yang lain agar tidak sembarangan berburu zombie sebab ternyata ada zombie yang sangat kuat di sekitar mereka. Yang terpenting dia harus melaporkan hal tersebut pada Jenderal Mayer dan menunggu perintah lebih lanjut.
"Kau tidak apa - apa?" Tanya Jason.
Rick hanya menghela nafas lega karena bersyukur nyawanya masih tertolong dan tidak mengalami goresan. Namun dirinya menyesali apa yang terjadi pada Ben.
"Aku baik - baik saja, tapi Ben kini menjadi zombie seperti Draco," jawab Ricky.
"Ayo kita segera pergi ke markas pusat dan melaporkan hal ini kepada Jenderal Mayer. "
Ricky mengangguk lemah. Rekan - rekannya yang lain membantunya untuk berdiri dan kembali menuju markas Pusat. Ternyata misi kali ini menghasilkan informasi baru sekaligus kesedihan karena kehilangan salah satu pasukan yang kuat.
Jika dulu pasukan pusat merupakan pahlawan dari mengungsi markas Selatan karena mereka merasa aman dijaga oleh mereka, tapi kali ini ini mereka justru ketakutan ketika melihat pasukan markas pusat lewat. Bagaimanapun pasukan markas pusat adalah pasukan dari markas selatan yang berhasil menguasai markas pusat. Dan di hati para pengungsi markas selatan, mereka tak ubahnya seperti monster yang melahap para pengungsi.
Yah, teror kini dihadapi oleh pemgunsi dari markas selatan. Mereka seolah - olah bersiap untuk dijadikan tumbal oleh Jenderal Mayer yang berada di markas pusat. Tidak ada lagi rasa haru ataupun memuja terhadap mereka, yang ada hanyalah kebencian yang terpendam di lubuk hati yang terdalam.
Devos kini tahu jika jumlah zombie di wilayah selatan semakin menipis. Kini dia mencari kristal zombie di wilayah yang lain yang belum pernah ia sentuh sebelumnya. Tubuhnya yang tidak lengkap karena pertempuran terakhir membuatnya berjalan tertatih - tatih seperti zombie tingkat pertama. Namun tetap saja zombie tingkat pertama dan zombie yang lain bisa merasakan getaran pemburu Devos.
***
Sementara itu Aaron dan yang lain memulai proses pembuatan vaksin Em0. Aaron dengan serius mengubah kristal zombie untuk mendapatkan DNA sehingga bisa memecahkan kode HA dan juga NA dari virus zombie Em0. Semua harus dilakukan dengan teliti agar tidak mengulang dari awal.
"Bagaimana Aaron, apakah kita bisa menguji coba hasil dari pelemahan kode protein HAdan NA dari virus Em0 pada hewan?" tanya Saara.
Tidak terasa mereka sudah berada dalam laboratorium Profesor Philips di bawah tanah selama tiga bulan. Selama proses pembuatan itu Aaron berkali - kali mengalami kegagalan karena tanpa disangka virus tersebut bisa mengubah struktur DNA sebelum mendapatkan kembali kode protein HA dan NA yang asli. Aaron bahkan sering tertipu dengan reaksi dari virus yang seolah melindungi dirinya sendiri dengan cara mengubah - ubah struktur genetiknya. Hal tersebut membuat orang berdecak kagum. Pantas saja Saara bisa menjadi begitu kuat, selain itu bukti uniknya virus tersebut adalah para tidak zombie juga mampu bermutasi hingga tingkat ketiga. Hal sangat mengejutkan.
"Ya, kuharap vaksin kali ini berhasil. "
Ternyata kekhawatiran mereka pada subjek yang tidak dapat ditemukan pada masa depan, tidak terjadi. Profesor Phillip ternyata sudah menyediakan hewan yang siap digunakan untuk bahan uji coba serum yang mereka buat. Dia khusus membuat telur yang sudah dibutuhkan agar menetas pada saat alat pembekuan nya dikeluarkan. Alhasil salah satu ruangan laboratorium dipenuhi oleh ayam.
Saara tidak menunggu lama dan segera berada di ruang yang dipenuhi oleh ayam. Tentu saja dia menggunakan kemampuannya untuk menembus ruangan yang dipenuhi ayam bersama dengan vaksin yang ia pegang. Tanpa pikir panjang Saara segera menyuntikkan vaksin yang ditemukan ayam tersebut.
Setelah ayam tersebut disuntik vaksin dari penelitian tadi, Saara segera naik ke permukaan untuk menguji efektivitas dari vaksin tersebut. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Aaron untuk beristirahat terlebih dahulu. Dia merasa sangat kelelahan karena telah bekerja selama tiga bulan tanpa henti.
"Minumlah ini," tawar Ken. Bagi Aaron, Ken adalah sumber energi yang siap sedia kapanpun ia butuhkan. Ken tidak pernah lupa memberinya air minum yang mampu memulihkan staminanya. Akan tetapi kali ini yang dia butuhkan adalah otaknya yang beristirahat jadi meskipun badannya tidak lelah tapi pikirannya sangat kelelahan.
"Terima kasih Ken."
Sebenarnya yang lain juga merasa kasihan pada alam yang bekerja tanpa henti selama 3 bulan ini. Mereka pun memaklumi dan menyiapkan tempat tidur untuk Aaron agar bisa tidur dengan nyenyak sehingga otaknya bisa beristirahat.
"Tidurlah. Aku yakin Saara membutuhkan waktu agar mendapatkan zombie untuk mengetes apakah vaksin tadi bekerja pada ayam."
Aaron yang otaknya memang kelelahan menuruti pendapat James. Dia segera merebahkan diri di kasur yang sudah disiapkan oleh pria tersebut dan langsung tertidur.
Sementara itu, di atas tanah Saara berhasil mendapatkan zombie untuk mengetes vaksin yang sudah disuntikkan pada ayam. Butuh waktu lebih dari dua jam untuk mendapatkan zombie dan menunggu hasil reaksinya.
"Ggrrr..."
Para zombie yang yang diikat pada tiang oleh Saara hanya bisa meronta - ronta dan ingin membebaskan diri dari tiang. Saara hanya membuka mulut zombie tersebut dan menggigitkan kaki ayam tersebut di giginya. Lalu membiarkan ayam tadi di tanah hingga beberapa saat.
Tiga bulan yang lalu pada awal percobaan ayam yang digigitkan pada zombie, ayam tersebut langsung berubah menjadi zombie. Sedangkan Minggu selanjutnya Saara kembali menguji cobakan vaksin penemuan berikutnya yang disuntikkan pada ayam dengan cara yang serupa dan hasilnya ayam yang sudah divaksin dan digigit zombie tadi hanya tertidur dan tidak mau bangun lagi. Dia menjadi ayam pemalas.
Semakin lama vaksin yang ditemukan semakin bagus dan kali ini Saara berharap jika ayam yang digigitkan zombie setelah disuntik vaksin penemuan terbaru dari Aaron, akan bisa bertahan.
Tiga jam sudah berlalu Akan tetapi ayam tersebut masih belum tidak memiliki tanda-tanda untuk berubah menjadi jomblo ataupun mati. Justru sebaliknya ayam tadi sangat sehat bahkan bisa mencari ataupun mengorek tanah seperti ayam normal lainnya.
"Jadi kau tidak berubah ya?" tanya Saara pada ayam.
Saara pun segera membawa ayam kembali ke laboratorium bawah tanah dan mengatakan hasil uji cobanya pada Aaron. Tapi yang dia temui adalah Aaron yang terlelap karena kelelahan. Saara memang masih tetap berwajah dingin tapi dia tidak ingin mengganggu Aaron yang tidur.
"Bagaimana? " tanya keempat pria begitu melihat Saara.
Saara menyodorkan ayam yang sudah ia uji coba dengan cara menggigitkannya pada zombie.
"Sudah tiga jam, tapi ayam ini tidak berubah."
Ucapan Saara disambut rasa kegembiraan dari keempat pria tadi. Akhirnya setelah menjalani hari - hari yang panjang dan melelahkan, vaksin Em0 sudah diketemukan.
"Akhirnya... "
"Syukurlah. Aku sempat khawatir gagal lagi. "
Saara yang masih berwajah datar mengatakan jika mereka jangan terlalu senang terlebih dahulu.
"Ini bukan akhir ujian. Besok aku akan mengujikannya pada zombie mutasi ketiga."
Kembali mereka terbungkam dengan tindakan Saara yang tidak terduga. Mereka hanya bisa diam dan berdoa semoga uji coba tersebut kembali sukses. Sungguh tidak ada yang bisa menahan rasa rindunya pada bumi yang kembali pulih seperti dahulu. Dan kini harapan itu muncul setelah ditemukan vaksin terbaru hasil dari kerja keras Aaron.
Tbc.