Keserakahan Jenderal Mayer menginfeksi pasukan yang sudah ia pengaruhi. Berbekal fakta ketidak- adilan yang memang terjadi pada mereka semua. Jenderal Mayer berhasil menumbuhkan kebencian pada pasukannya terhadap markas pusat. Mereka pun jadi mendukung Jenderal Mayer.
"Siap! Kami akan berada di sisimu Jenderal!" Teriak mereka.
"Bagus, dengan begini aku akan membuat kalian mendapatkan kemampuan seperti Ken dan lainnya."
Draco maupun Ben tidak mengira jika Jenderal mereka mengetahui bagaimana mendapatkan kekuatan seperti Ken dan rekan-rekannya. Draco pun bertanya pada Jenderal Mayer untuk memastikan apa yang dikatakan oleh pimpianannya adalah benar adanya.
"Jadi anda mengetahui cara membangkitkan kemampuan seperti Ken dan yang lain, Jenderal? "Tanya Draco.
"Ya, nasib telah memberiku kesempatan untuk mengetahui bagaimana cara membangkitkan kemampuan, alam pasti merasa kasihan pada kita yang berjuang mati- matian namun tidak mendapatkan apapun selain dipermainkan markas pusat. "
Semua terdiam karena mendidih dengan rasa marah. Tidak dipungkiri jika untuk mendapatkan makanan, mereka berkali- kali mendatangi markas pusat seperti pengemis. Para pasukan itu juga sudah muak karena menanggung beban melindungi markas sekaligus pengungsi. Tidak hanya itu, mereka juga harus menghadapi ketakutan karena kelaparan jika tidak mendapat pasokan logistik makanan oleh markas Pusat. Pemimpin di markas pusat seolah dengan seenaknya mempermainkan kondisi mereka yang berada di barisan paling depan. Padahal jika barisan paling depan hancur maka para zombie itu juga akan menghancurkan markas pusat yang berada di tengah-tengah markas.
"Kalian siap mendapatkan kemampuan itu anak- anak!?" Teriak Jenderal Mayer.
"Yeah!" Jawab mereka dengan semangat menggelora.
"Bagus. Ayo kita berburu zombie, sebab di dalam kepala mereka adalah jawaban dari kebangkitan kemampuan terpendam kita. Di dalam otak mayat hidup itu terdapat kristal yang bisa membangkitkan kekuatan kalian. Kalian bersedia berburu bersamaku!"
"Yeah!"
Semangat pasukannya menjadi mengelora. Jenderal Mayer sangat puas atas dukungan dari pasukannya. Dengan demikian Jenderal mayor memiliki alasan untuk meninggalkan markas dan memburu zombie bersama pasukannya.
"Darco, Ben siapkan mobil. Dan yang lain, kalian ambil senjata untuk melindungi diri dari mayat hidup itu."
"Siap!"
Mereka pun membawa mobil dan senjata untuk mengambil kristal zombie di kepala undead itu. Akhirnya tiba saatnya untuk bertempur seperti dahulu. Mereka sudah lama ingin kembali ke medan perang dan berperang dengan mayat hidup. Bagi mereka hal itu lebih terhormat dari pada membusuk dan bersembunyi di balik markas seperti pengecut.
Rombongan pasukan yang dipimpin Jenderal Mayer itupun meninggalkan gerbang markas selatan. Mereka seperti singa yang dilepaskan dari kandangnya.
Sedangkan di markas selatan, hanya tinggal beberapa orang yang berjaga di sana. Kebanyakan pasukan mengikuti Jenderal Mayer dengan menaiki mobil untuk memburu zombie- zombie akan diambil kristal di kepala mereka. Jendral Mayer berencana menciptakan pasukan elite berkemampuan khusus yang mampu menaklukkan markas pusat. Jadi dia sudah tidak peduli lagi dengan keselamatan pengungsi di markas Selatan yang selama ini menjadi tanggung jawabnya.
Perjalanan mereka kali ini ditempuh dengan cara menghindari zombie mutasi kedua yang kemungkinan besar belum sanggup mereka lawan. Mereka mengambil rute yang diambil Ken, James dan juga Sean pertama kali pergi-- sehingga bertemu dengan Aaron dan gadis bernama Saara. Mereka yakin jika Zombie mutasi kedua tidak akan berada di sana jalur yang dulu Ken dan yang lainnya, sebab Ken dan yang lainnya masih hidup saat bertemu dengan Saara. Tidak hanya itu mereka juga mendapatkan kemampuan yang luar biasa.
"Ahaha akhirnya kita bisa menguasai markas pusat. Itu artinya kitalah yang menguasai bumi ini."
Situasi di mana markas Selatan kosong tanpa ada yang melindungi mampu dirasakan oleh para pengungsi di markas Selatan. Mereka tahu jika mayoritas pasukan meninggalkan markas entah kemana. Para pengungsi itu pun menyaksikan kepergian rombongan Jenderal Mayer dari menara yang mereka tinggali.
"Lihat, kemana pasukan itu pergi?" Gosip pun mulai bermunculan.
"Jangan- jangan mereka ingin berperang dengan zombie,"ucap salah satu dari mereka.
"Apa mereka sudah gila!"
Akan tetapi mereka tidak merasa ketakutan karena pohon yang melindungi mereka masih berada dan berdiri tegak. Berterima kasihlah pada Saara dan juga Ken. Para pengungsi sekarang jauh lebih aman daripada sebelumnya.
Di sisi lain rombongan Saara masih tetap di ikuti oleh zombie mutasi ketiga. Hal tersebut membuat para anggota yang berada di mobil menjadi jauh lebih waspada karena bagaimanapun juga pikiran mereka masih terseting untuk makan gading segar. Dan yang menjadi buruan untuk makanan para zombie mutasi ketiga itu adalah kelima orang yang masih hidup dan memiliki daging yang segar.
"Mereka sama sekali tidak menyerah mengejar kita dari kejauhan. Padahal mereka sudah berjalan mengikuti kita berkilo- kilo meter jauhnya."
Aaron mendengus kesal melihat para zombie itu yang terus- menerus bersembunyi dari balik gedung-gedung yang retak ataupun runtuh. Mereka tanpa kenal lelah tetap mengikuti mobil yang mereka kendarai. Tak hanya itu terkadang para zombie mutasi itu juga merubah wujudnya menjadi seperti manusia dan hampir saja membuat mereka terkecoh.
"Kau benar... mungkin saja karena mereka jauh lebih kuat daripada zombie pada umumnya--- jadi mereka tidak mengenal rasa lelah."
Semua pria yang berada di situ secara serentak melihat ke arah Saara. Dia adalah bukti nyata keberadaan zombie paling kuat yang pernah mereka lihat. Jadi tidak mengherankan jika zombie mutasi ketika juga memiliki stamina yang kuat, tidak seperti zombie yang lain.
Namun yang mengkhawatirkan adalah mereka sama sekali tidak takut dengan keberadaan Saara. Mungkin saja mereka berpikir jika bisa mengalahkan Saara dengan cara mengeroyok Saara secara serentak. Pemikiran yang terbesit di otak mereka membuat kelima orang itu semakin khawatir akan keselamatan mereka.
"Saara, kenapa mereka sama sekali tidak takut padamu?" Tanya Aaron. Sejujurnya dia tidak suka pada zombie yang kebanyakan adalah gadis. Pada saat mereka sedang bertransformasi ke wujud manusia, tubuh mereka yang menyerupai manusia terlihat jelas. Itu disebabkan karena pakaian mereka yang compang- camping tidak bisa menutupi bagian intim dengan benar.
"Mereka tidak lagi memiliki kristal zombie. Jadi mereka tahu jika aku tidak akan memburu mereka untuk mendapatkan kristal zombie. "
Jawaban yang cukup mencengangkan. Aaron sama sekali tidak puas dengan jawaban Saara. Seharusnya mereka takut pada Saara meskipun tidak memiliki kristal zombie di kepalanya, sebab Saara jauh lebih kuat daripada mereka.
"Bisakah kau membuat mereka tidak mengikuti kita lagi? Aku sangat terganggu dengan keberadaan gadis- gadis yang telanjang dan berjalan mengikuti kita. "
"Bekukan saja mereka. Kau sudah memakan kristal sangat banyak jadi efek dari kekuatanmu cukup merepotkan mereka."
Aaron mengikuti apa yang Saara sarankan. Dia segera membentuk hujan salju ke arah belakang mobil yang mereka kendarai. Tak lama kemudian para zombie mutasi ketiga berteriak marah karena kaki mereka tidak bisa bergerak.
"Kerja bagus Aaron. Meskipun artinya kita tidak bisa melihat pemandangan bagus di sela- sela gambaran mengerikan di sekitar kita."
"Dasar mesum."
Saga sejak tadi hanya diam tak bersuara. Dia tidak bisa membuat lelucon ataupun bercanda dengan mereka karena dirinya adalah orang yang paling tidak berguna di sini. Saara menangkap kegelisahan dari Saga, ia pun memberikan kristal zombie pada Aaron agar diberikan kepada Saga.
Aaron tersenyum dengan keputusan dari Saara. Dia pun memberikan kristal zombie pada Saga.
"Makanlah, ini adalah sumber energi yang bisa membuatmu membangkitkan kemampuan."
Mata Saga membola atas ucapan dari Aaron.
"Benarkah?"
"Coba saja."
Saga tidak segan- segan memakan kristal yang Aaron sodorkan. Tak lama kemudian dia merasakan apa yang Ken dan yang lainnya rasakan ketika pertama kali menelan kristal zombie.
Ctak.
Ctak.
"Hei hati- hati ternyata kau memiliki kemampuan petir!" Seru Ken. Mereka semua bisa tersetrum jika Saga tidak hati- hati.
"Ini luar biasa. Terima kasih Aaron."
Dengan begini Saka tidak lagi merasa menjadi beban dari rombongan Aaron. Dia jadi memiliki kepercayaan diri untuk berjuang bersama rekan-rekannya yang lain.
"Sekarang kau tidak perlu rendah diri lagi," ucap Saara melalui telepati. Dari tadi gadis itu hanya berbincang melalui telepati karena malas menggerakkan mulutnya.
"Terima kasih," jawab Saga.
Rombongan Saara masih tetap melajukan mobil tanpa tahu jika Jenderal Mayer dan rekan- rekannya yang lain membuat keributan. Mereka secara membabi buta menyerang zombie untuk diambil kristalnya. Musuh Saara kini tidak lagi zombie yang memiliki keserakahan, ada manusia lain yang memiliki ambisi seperti Devos.
Hanya tinggal menunggu waktu Bagaimana Allah menyeleksi para makhluk yang masih bertahan di muka bumi. Siapakah yang bertahan paling akhir di tengah sifat serakah yang mulai merambat pada sifat manusia.
Tbc.