Penculikan

1751 Kata
Dan ternyata Devos tidak berhenti untuk mencari gara - gara dengan pasukan Jenderal Mayer, dia mendatangi markas Selatan karena hendak menculik para pemilik kemampuan petir seperti dirinya. Menangkap mereka agar dijadikan zombie dan dapat diambil kristalnya untuk memulihkan tubuhnya yang terluka. Sebab sampai sekarang, tubuhnya belum bisa pulih meski memakan kristal zombie cukup banyak. Sementara itu pasukan markas pusat kemarin sudah ia jadikan zombie, dan saat ini ia tawan di sebuah gedung yang terkunci. Pasukan markas pusat yang ia jadikan zombie semuanya bermutasi menjadi zombie mutasi ketiga. Mereka memiliki kecerdasan yang lebih untuk berbicara maupun bergerak dengan kecepatan yang tinggi karena sudah mengkonsumsi kristal zombie dalam jumlah yang banyak. Sesuatu yang tidak diperkirakan oleh Devos karena tidak tahu jika zombie mutasi ke tiga sama sekali tidak memiliki kristal zombie. Seharusnya yang dilakukan Devos jika ingin mendapatkan kristal zombie tersebut adalah pada saat mereka baru berubah wujud menjadi zombie, dia harus segera mengambil kristalnya. Sayangnya Devos menunggu beberapa hari, mengira jika kristal zombie di kepala mereka belum sempurna seperti proses yang pembentukkan kristal zombie pada zombie tingkat pertama. Alhasil semua pasukan markas pusat berubah menjadi zombie mutasi ketika dan tidak memiliki kristal zombie. Ini membuatnya tidak senang dan memutuskan untuk menjadikan mereka anak buahnya. Kini tujuannya menyerang markas selatan adalah untuk mencari manusia yang memiliki kemampuan petir. Dengan mudah Devos dapat menerobos markas tersebut meski ribuan panah dan batu terlempar ke arahnya. Dia bahkan mampu mengalahkan pohon Perkasa yang memukulnya berkali - kali. Hal tersebut membuat kehebohan di markas Selatan. Para pengungsi yang penik bersembunyi di barak dan menguncinya. "Zombie itu sangat kuat. Tapi kita harus tetap melindungi pengungsi." Akhirnya satu demi satu pasukan yang tersisa di markas selatan mulai menyerang Devos dengan tongkat dan pedang. Devos berkelit dengan mudah menghindari tusukan pedang maupun tongkat. "Hei, kita lakukan formasi panah dan pedang!" Teriak salah seorang pasukan. "Baik." Pasukan markas selatan tidak putus asa. Mereka membentuk formasi panah, yaitu begitu panah dilepaskan mereka menunggu Devos melompat ke atas untuk menghindar. Tapi pada saat Devos di udara pasukan pedang segera siap menebasnya. "Serang!" "Hia." Mereka secara serentak menjalankan formasi. Hanya saja pria itu dengan mudah melumpuhkanya dan membuat mereka tumbang satu per satu. Devos memukuli semua pasuka hingga terkapar dan terlempar keras. Buagh. "Akh...!" "Dia terlalu kuat." Pasukan markas selatan tahu jika zombie yang menyerangnya bukanlah zombie sembarangan. Sebab kecepatan maupun kekuatan zombie yang menyerangnya sangat jauh berbeda dengan apa yang pernah mereka lihat. Mereka kini pasrah akan nasibnya. Kondisi tersebut segera sampai pada Jenderal Mayer. Salah seorang pasukan markas selatan melaporkannya ke markas pusat. "Lapor, ada zombie yang sangat kuat menyerang markas selatan!" "Bagaimana ciri - cirinya?" tanya Jenderal Mayer. Belum selesai masalah para pasukannya yang menghilang, kini markas selatan sudah diserang. "Dia nampak seperti manusia," jawabnya. Jenderal Mayer yang mendengar kabar itu segera menuju ke lokasi tempat dimana Devos berada. Mereka mengira jika zombie mutasi ketiga yang sedang menyerang. Jadi ketiga pasukan yang tersisa bersama dengan Jenderal Mayer segera menuju kesana. "Ingatlah zombie mutasi ketiga tidak memiliki kristal di kepala mereka, jadi tidak perlu menahan diri dan segera musnahkan, " perintah Jenderal Mayer. Komandal Kendal yang juga mendengar kabar itu juga menyuruh pasukannya menyiapkan bazoka dan senjata api. Dia yakin seberapa kuatpun zombie, tidak akan sebanding dengan rudal. Jenderal Mayer ingin merebut kembali kepercayaan para pengungsi. Dia dengan percaya diri menuju ke markas selatan yang masih terjadi pertempuran. "Ayo." "Siap." Jenderal Mayer berada di depan Devos yang menghajar seluruh pasukan markas selatan. Segera Jenderal Mayer memerintahkan kepada seluruh pasukannya untuk menembak petir ke arah Devos yang menyeringai ke arah mereka. Devos yang memang memiliki kemampuan petir, tidak terpengaruh dengan serangan mereka. Yang membuat Jenderal Mayer turun tangan sendiri. Dia bergerak cepat memukul Devos yang juga menghindar. Keduanya terlibat adu pukul dengan kecepatan tinggi. Devos terkejut karena pria ini bisa melawannya. Kecepatan yang dimiliki oleh Jenderal Mayer seharusnya hanya dimiliki oleh zombie mutasi ke tiga. Tapi dia merasa sangat senang hingga meladeni perlawanan Jenderal Mayer. "Siapa kau!?" tanya Jenderal Mayer sambil bertanya. Dari fisiknya Jelas jika pria ini bukan Zombie mutasi ketiga. Apalagi kekuatannya yang luar biasa, belum pernah ia mendapatkan tekanam lawan sehebat ini selain Sarah. "Kau tidak perlu tahu. Tapi aku kagum kau bisa sekuat ini, pasti karena usiamu yang tua jadi kristal zombie meresap dan kau lebih hebat dari pemuda yang lain." Devos mengayunkan kakinya untuk menendang kepala Meyer. Lalu bersiap mengeluarkan petir di tangannya. Serangan itu sudah diantisipasi oleh Meyer dengan menahan tendangan Devos dan menangkis petir dengan cara mengeluarkan petir. Devos semakin senang dengan perlawanan Meyer. Dia berpikir jika semakin kuat lawannya, maka khasiat dari kristal zombie akan semakin besar. Devos bahkan mengira jika dia menjadi zombie maka kristalnya yang akan menjadi elixir. "Aku semakin bersemangat untuk menjadikanmu zombie ahaha!" Alis Jenderal Mayer mengkerut karena marah. Lawan di depannya ini bahkan tahu tentang kristal zombie yang efeknya bisa ia tampung karena tubuhnya menua. Jadi sel - sel mati di tubuhnya tergantikan sel baru yang mengandung kode sel sehingga menyimpan kemampuan lebih dari sel yang lama. Di samping itu, dia juga lebih dahulu mengkonsumsi kristal zombie jadi kekuatannya lebih berkembang dari pasukannya. Dulu Jenderal Mayer bangga sudah menjadi pria paling kuat dari pada pasukannya, akan tetapi dia tidak menyangka jika karena kekuatannya --- dia diincar untuk dijadikan zombie. "Jangan bermimpi!" Jenderal Mayer yang marah mengerahkan seluruh kekuatan tubuhnya di satu titik hingga tubuhnya berasap. Tak lama kemudian ototnya membesar dan membuatnya nampak seperti Gorila. Pasukan yang menyaksikan transformasi Jenderal Mayer sangat terkejut. Mereka tidak menyangka jika sang jenderal bisa memanfaatkan keistimewaan kristal zombie sampai memiliki kekuatan seperti itu. "Hebat sekali..." "Luar biasa." Jenderal Mayer melompat ke arah Devos yang langsung dihindarinya dengan meloncat ke samping. Tapi Jenderal Mayer yang menyerupai menjadi Gorila tidak membiarkan dia lolos. Cakarnya mengenai Devos dan memberikan tambahan luka padanya. "Ugh..." Devos memegangi kulitnya yang sobek. Kini ia tahu jika sudah meremehkan Jenderal Mayer. Devos akhirnya menghindari serangan bertubi - tubi Gorila Meyer yang memiliki kecepatan tinggi. Dia menyerang dari segala arah. Serangannya yang datang dan tidak diprediksi arahnya membuat Devos sangat marah sehingga memutuskan mengeluarkan petirnya lagi. Ctar! Kilat tadi memang mengenai Gorila Mayer. Tapi tidak cukup menghentikan serangannya yang beruntun. Kerepotan dengan serangan kilat dan cakaran Mayer, Devos akhirnya memilih untuk melarikan diri. Dia sangat marah karena luka parah yang ia dapatkan saat melawan Saara dan kelompoknya membuatnya kehilangan kekuatan yang cukup besar. Padahal jika dia tidak terluka maka markas ini bisa ia ratakan dengan tanah. "Aku akui jika kau sangat kuat. Kita tunda dulu pertarungan kita, aku harus merubah anak buahmu menjadi zombie ahaha." Devos menghantamkan tinjunya yang dilapisi petir ke tanah. Alhasil halaman markas selatan berderak dan diselimuti debu. Pun dimanfaatkan oleh Devos menculik Jason dan Ricky kemudian menghilang. Gerakannya yang cepat ditambah debu yang menyelimuti halaman menjadikan Jenderal Mayer tidak tahu apa yang terjadi pada pasukannya yang tersisa. Dan ketika debu tadi mereda, barulah semua orang tahu jika Jason dan Ricky menghilang. "Kemana Jason dan Ricky!? " Pasukan terakhir yang dimiliki oleh Jenderal Mayer berteriak karena Jason dan juga Ricky menghilang. Jenderal Mayer yang mengubah tubuhnya kembali menjadi sosok manusia segera melihat ke arah tempat Jason dan Ricky tadi berdiri. Wajahnya memucat mendapati jika dia sudah kehilangan dua dari tiga anggota terakhir yang ia miliki. "Tidaaaak!" teriak Jenderal Mayer. Dia kembali mengubah dirinya menjadi gorila dan melompat melewati benteng markas selatan. Kemudian berlari kearah dimana ia rasa Devos membawa anak buahnya. Jenderal Mayer tidak ingin membiarkan kedua anak buahnya menjadi zombie dan diambil kristalnya. Sebab bukan hanya mereka berdua sangat berharga bagi Jenderal Mayer, tapi jika Devos mendapatkan kristal mereka maka zombie itu akan memulihkan kondisinya. Penculikan yang terjadi pada Jason dan juga Ricky, didengar oleh Komandan Kendal. Dia ikut sedih mendengar jika ada dua pasukan yang yang menghilang dan terancam dijadikan zombie ---- oleh zombie kuat yang menyerang markas selatan. Akan tetapi kembali lagi pada karma, Kendal berpikir jika mereka sedang mendapatkan karmanya karena sudah dengan kejam mengubah pengungsi markas selatan menjadi zombie. "Jadi kedua orang itu diculik zombie yang sangat kuat tadi?" guman Komandan Kendal. "Benar. Hal tersebut sangat menghawatirkan sebab zombie tadi bisa saja kembali menyerang markas. " Komandan Kendal mengangguk setuju dengan apa yang diucapkan oleh Jonny. Dia pun memikirkan strategi perang yang sudah lama tidak ia gunakan selama wabah zombie menyerang. "Kita aktifkan kembali persenjataan. Siapkan rudal dan bazoka. Saat ini kita dalam kondisi kode merah." "Siap." Alarm pun dibunyikan. Para pasukan markas selatan terkejut dengan alarm yang menadakan jika markas dalam keadaan darurat. Mereka segera berlari dan mengambil senjata api masing - masing. Kemudian berkumpul di aula yang mana pernah digunakan Robinson untuk menyambut tamunya dan memamerkan para gadis yang menari telanjang. Drap. Drap. Drap. Semua pasukan yang hadir bertanya - tanya kenapa kode merah di perlakukan malam ini. Tak lama kemudian Komandan Kendal hadir bersama dengan Jonny dan juga Tom. "Aku dengan menyesal mengatakan jika rekan kita yang bernama Jason dan juga Rizky telah diculik oleh zombie yang sangat kuat." Semua pasukan yang hadir terkejut karena tahu bagaimana kekuatan istimewa dari Jason dan juga Ricky. Namun yang lebih mengejutkan adalah hadirnya zombie yang sangat kuat dan mampu mengalahkan mereka. " Jadi kita harus bersiaga untuk datangnya serangan. " "Siap Komandan!" teriak mereka semua. Kini mereka tidak lagi bisa mengandalkan pasukan khusus yang dimiliki oleh Jenderal Mayer karena mereka sudah sudah habis. Apalagi sekarang keberadaan Jenderal Mayer tidak diketahui, oleh karena itu mereka hanya bisa mengandalkan kekuatan diri sendiri dengan menggunakan senjata api yang sudah mereka simpan selama ini. "Apa kalian takut!?" Tanya Kendal. "Tidak!" "Sekali lagi, apa kalian takut!?" "Tidak!" "Bagus. Karena inilah kita sebenarnya. Kita tidak takut apapun dan bertekat melindunginya warga sipil." "Sekarang bersiap di posisi masing -masing!" "Siap." Mereka segera membubarkan diri dan menuju ke markas selatan. Semuanya secara serempak dan terkoordinir menata senjata di benteng terluar markas selatan. Semua ini karena di markas pusat sudah tidak ada lagi pasukan dan juga penghuninya. Para pasukan sekarang terpusat di markas selatan karena markas pusat hanya tinggal para wanita yang dulu menghibur Robinson dan rekan - rekannya. Jadi pasukan yang berada di bawah kendali Komandan Kendal berpikir jika melindungi para pengungsi di markas selatan jauh lebih penting. "Apa kau siap bertempur Jonny?" tanya Komandan Kendal. "Kapanpun Komandan. " "Dan kau Tom, apa kau siap berperang habis - habisan?" "Siap Komandan. Aku lebih dari siap." "Bagus. " Ketika orang itu pun menyusul ke markas selatan untuk mendukung para pasukannya. Mereka tahu kita mungkin tidak memiliki kesempatan untuk menang melawan zombie yang sangat kuat, akan tetapi mereka setidaknya sudah berusaha mempertahankan diri dari pada menyerah kalah begitu saja. Inilah harga diri seorang pasukan. Tbc.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN