Malam yang indah aku berdiri dikamar menatap keluar dari jendela melihat langit hitam berbintang sebelum memutuskan untuk menutup korden dan melanjutkan belajar. Gim tidak menemaniku belajar karena cowok itu sedang keluar sama om kumis, papanya. Aku duduk dikursi belajar menghadap buku yang pernah aku beli beberapa hari lalu dan berkat buku ini juga kepalaku hampir ketimpuk untungnya kak Shaka ada disana tepat waktu jika tidak palingan kepalaku udah benjol. Buku yang masih tercium wangi khasnya itu membuaku merasa nyaman aku membuka lembar demi lembar dan membacanya setidaknya sekitar tiga puluh menit aku menghabiskan waktuku untuk membaca buku itu sampai sebuah panggilan masuk. “Halo ini siapa ya?” ucapku bertanya begitu melihat nomer baru yang menghubungiku ini. Aku menatap layar pon