“Sekarang gimana kondisi lo, Bang?” “Gegar otak ringan. Masih dalam pantauan Dokter,” jawab Bang Arga atas pertanyaan Bang Eren. “Lo menduga kalau Tama yang bikin gue begini?” Suara dengusan Bang Eren terdengar jelas. Ia tak langsung menjawab, yang menyapa adalah lirihannya saat ber-istighfar. “Ren?” “Lo istirahat aja, Bang. Biar gue yang urus.” “Urus apa? Apa yang lo tau?” “Lo di Addenbrook’s berarti ya, Bang?” “Iya.” “Gue ke situ sekarang. Dijelasin di telpon juga belum tentu bawa solusi. Gue antar Mama ke hospice sebentar, baru ke rumah sakit.” Suamiku menanggapi dengan dengusan. “Oke, Bang?” “Oke.” Masih di jam sarapan, satu persatu keluarga kami di negeri ini akhirnya tiba. Apa hanya aku yang merasa jika tinggal di negeri nan jauh seperti ini, dikunjungi keraba