19-AYRA: YANG DIRINDU HINGGA KE JIWA

1518 Kata

Lucunya … sejak aku mendengar kalimat ‘aku sayang kamu, Ayra’ di villa tempo hari, jantungku tak lagi berdenyut nyeri saat teringat pengkhianatan yang Bang Reizan lakukan. Dan debaran asing justru terasa setiap kali aku teringat bagaimana Bang Arga memanggilku, bertutur dengan lembutnya padaku, mencandaiku agar aku tertawa, juga memelukku agar aku tenang. Hatiku … seolah selalu memanggilnya. Dan ia selalu jadi orang pertama yang ingin kuhubungi, juga kutunggu kabarnya. Aku … sungguh berharap sudah jatuh cinta padanya. “Jagiya?” tegurnya seraya mencolek bahuku dua kali. Aku tergelak. “Makan. Aku ngga usah dilamunin.” Aku menunduk, mendapati lamb chops-ku yang sudah dipotongnya kecil-kecil. Tinggal makan. “Makasih, Abang.” “Hmm. Disiram saus biar tambah enak.” Kuanggukkan kepalaku.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN