23-AYRA: TEKAD

1916 Kata

“Kami selaku master of ceremony, pamit undur diri, sampai jumpa di kebahagiaan lainnya di masa datang. Wabillahi taufiq wal hidayah …” ujar Ben. “Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” pungkas Anne dan Ben menutup acara walimahan di petang hari ini. Aku … kembali menduduki sofa pelaminan. Padahal pesta hanya berlangsung selama tiga jam, namun kakiku tak terhindar dari rasa pegal. “Kak Ayra?” Aku mendongak, mendapati Sam – putra ketiga Ayah Edo dan Bunda Hana – menaikturunkan alisnya padaku. Papa Gi alias papa mertuaku itu empat bersaudara. Beliau si Sulung, nomor duanya Mami Ica – ibunya Teteh Reina dan Aa Rain, nomor tiganya Papa Ga – ayahnya Abang El, Anne, Cantika, si kembar Arna Arya, lalu yang menjadi bontotnya Pranata adalah Bunda Hana – ibunya Aa Bumi, Bintang, Sam, dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN