24-ARGA: PILLOW TALK

1671 Kata

“Selamat bersenang-senang,” bisik Mama saat gue memeluk beliau. Satu ciuman gue labuhkan di pipinya, sementara Mama menepuk-nepuk lembut lengan gue. “Pelan-pelan, kalau Ayra belum mau, jangan dipaksa. Pakai pengaman dulu sebelum ngobrol detail soal mau dibawa ke arah mana pernikahan kalian ini,” lanjut Mama, masih berbisik. Anggukan gue berikan sebagai respon. Begitu Mama, Etek dan Ante Naomi meninggalkan kamar pengantin gue dan Ayra, barulah gue menutup pintu yang sedari tadi handle-nya gue genggam. Ayra mematung di batas foyer. Ia mengenakan piyama panjang dengan celana bermotif bunga-bunga cantik dan atasan kaos polos berwarna putih. Tangannya terangkat ke kepala, menyisir surai lurusnya dengan sela-sela jemari. Sementara titik pandangnya, tak fokus dan berpindah-pindah. Jangankan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN