14 | Murka yang Tertunda

2926 Kata

Aku pernah hampir mati, tetapi pernahkah aku menyalahkan seseorang? . . "Astaga, Mars ...." Sampai kaget masuk ke apartemen artisnya. Pijar, sang manajer yang Mars hubungi malam itu selepas Tania pergi gegas memenuhi panggilan. Datang-datang disambut dengan ruang tamu bak kapal pecah. "Darah!" Kian histeris saja melihat tetesan darah dari tangan Mars. "Kotak P3K disimpan di mana, Mars?" Pijar tidak menemukan di tempat biasa. Tak pedulikan hal itu, Mars berselonjor kaki di tempatnya. Napas Mars masih memburu. Benar bahwa dia telah mengacau seisi rumah, hingga meninju cermin yang tidak bersalah. "Mars!" "Kamar," sahutnya datar. Gegas Pijar memasuki ruangan itu, kembali dibuat terkejut. Bukan cuma ruang tamu, tetapi ternyata kamar lebih kacau lagi. "Gila, ya, kamu!" Benar, Mars m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN