“Tentu saja, Tuan Sean! Tuan Sean, bebas melakukan apapun pada putri saya, Zia,” ucapan santai Darul langsung membuat anak gadisnya membulatkan kedua bola matanya. “Ayah!” pekik Zia dengan tatapan sedikit nanar dan disusul wajahnya yang meringis tak terima. Sean tersenyum puas. Ia lalu tertawa kecil dan disusul tawa Darul. Tentu saja, Darul tahu kalau Sean hanya menggoda anak gadisnya. Ya, Darul dapat melihat wajah Sean yang sangat menyukai putrinya. Darul percaya kalau anak majikannya dulu, adalah orang baik. Ia hanya berharap Sean bisa membahagiakan Zia dan juga Zia bisa bahagia bersama Sean. “Kalau begitu, kami pamit dulu!” ucap Sean setelah ia puas melihat ekspresi kesal Zia. Zia tak punya pilihan lain selain menurut pada Sean. Sean memberikan waktu pada Zia untuk memeluk ayahny