Vian gila! Itu yang seketika terlintas di benak Leandra ketika tiba-tiba ditodong dengan pertanyaan tak masuk akal. Jawaban apa yang harus dia beri, sedang tentang pernikahan tidak masuk list di skenario sandiwara mereka kali ini. Dia menoleh menatap Vian dengan muka cengo. Remasan lembut di tangannya masih belum mengembalikan otaknya yang tiba-tiba blank. Kurang ajarnya Vian malah tersenyum dengan sorot mata memuja seolah mereka memang sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Jantung Lean berdegup menggila. Sampai kemudian pekik girang Nay lah yang menghempaskan kesadarannya. “Say yes dong, Kakak Iparku!” seru Kanaya sampai muka Lean panas mendengar panggilannya yang menggelikan itu. “Iya,” angguknya sambil mencengkram erat genggaman tangan Vian saking greget karena mengajaknya ber