Keluar dari kamar mandi dengan kepala terbungkus handuk, mulut Lean masih gatal ingin menggerutu. Bisa-bisanya Vian berkelakuan konyol mengajaknya nyemplung ke kolam tengah malam begini. Yang lebih memalukan lagi ketika masuk ke rumah mereka bertemu bibi yang sepertinya terbangun dan mengambil minum di dapur. Baru juga sekali ini mereka menempati rumah disana, malah Vian bikin ulah. Pembicaraan mereka di kolam tadi tidak berlanjut hingga tuntas. Lebih tepatnya Vian mengajak masuk tanpa menjawab pertanyaan darinya tentang keinginan punya anak. Bohong kalau Lean tidak kecewa. Tapi, dia juga paham kalau Vian juga punya traumanya sendiri. Trauma yang sudah pasti luar biasa hebat merusak mentalnya, sampai membuat Vian merasa takut untuk punya anak. Lean berusaha mengerti itu dan memberinya w