Part 17

1014 Kata
Keesokan Harinya ; Waktu sudah menunjukan pukul enam lewat empat puluh lima pagi. Dan seperti biasa, Maira akan datang ke kamar Christ jika pria itu mempunyai jadwal pagi di penerbangannya. Membuka tirai, Kemudian bergerak ke arah sisi ranjang dimana si pria sedang tertidur dengan sangat pulas disana. "Christ Bangun !" Maira mengguncang bahu Christ pelan. Lagi ? pria itu tertidur dengan keadaan telanjang d**a. "Eughhhh ..." Christ hanya bergumam sebagai tanggapan. "Ayo bangun !, ini udah mau jam 07" Ucap Maira lagi. Namun Christ tetap Diam. Jika sudah begini, maka tidak ada cara lain selain memaksa pria itu bangun dengan Cara menariknya secara paksa dari atas tempat tidur. Baru juga Tangan Maira hendak menarik lengan Christ, Namun Christ dengan cepat memelintir lengannya secara pelan dan HAP__ Bukannya lengan yang maira dapat, Malah dirinya yang ditarik paksa oleh Christ kedalam dekapannya. Christ tersenyum. Sedangkan Maira menggeliat dengan kesal. Mencoba melepaskan pelukan erat yang melingkar di pinggangnya. "Christ lepaskan !" Ucap nya. Kali ini dia memukul lengan Kiri dan kanan milik Christ dengan cukup keras. Christ yang jail, Hanya diam menikmati setiap pukulan yang dilontarkan Maira. Hingga___ "Aduh." Bukan Christ. Namun Maira yang mengeluh. Bukannya melepaskan ? Christ malah semakin memperkikis jarak diantara mereka. "Jangan Kurang ajar Christ, Cepat lepaskan !" Ucapnya, dengan Jantung yang sudah berdetak tidak karuan. Bayangkan saja. posisinya saat ini adalah berada di atas tubuh Christ yang tengah bertelanjang d**a. Napas dari Christ bahkan dapat Maira rasakan dengan jelas menerpa wajahnya dengan hangat. Jadi wajar jika Maira sedikit risih dengan posisinya saat ini. Lama Maira terus mencoba. Meronta, Memukul bahkan menendang ia lakukan. Namun hasilnya tetap sama. Nihil. Christ tidak bergerak sedikitpun. Tidak ingin menyerah sampai di situ Maira mencoba memutar otaknya kembali sambil menepuk-nepuk keras pipi Christ agar pemilik tubuh dibawahnya ini bangun. Namun sayang, Christ tetap tidak bereaksi sama sekali. Sampai dia kesal dan menoyor jidat Christ hingga kepalanya menoleh ke arah samping. "Percobaan terakhir, Ini percobaan terkahir." Gumam Maira dengan suara pelannya. Terbesit sebuah ide yang mungkin akan membangunkan Christ dari tidur pura-puranya. "Jika ini masih tidak berhasil mungkin aku harus melubangi otak dan tangannya agar dia mau melepaskan belitan tangannya di pinggangku." Lalu, Maira mulai menggelitik punggung tangan Christ di belakang tubuhnya. Sedikit ada reaksi. Sehingga satu buah senyum terbit dibibir ranumnya. Tangannya terus bergerak dari punggung tangan menelusuri lengannya. Hingga sampai diperut, Christ bahkan sampai tersentak kaget karena ulahnya. Maira semakin tersenyum. Dia semakin menggelitik area sensitif disekitar perut Christ. "Ayo lepaskan ! kalau tidak ? akan aku buat kamu mati kegelian " Ancam Maira sambil terus menggelitik perut dan pusar milik Christ. "Rasakan ini" Geramnya sambil terus menggelitik. Christ benar-benar tidak kuat, Tapi dia juga tidak ingin melepaskan belitan di pinggang ramping Maira. "Oh. Mau main-main rupanya ?." Gumam Christ dalam hati. Christ melepaskan belitannya, membuat Maira refleks bangun dari tubuhnya. Namun, Sebelum Maira benar-benar menjauh, Christ buru-buru menarik kembali lengan tersebut dengan kuat kearah samping tempat tidurnya. Sehingga, Brukkkk___ Maira jatuh tengkurap dengan kepala nyungsep dan b****g menungging keatas tepat di samping tubuh Christian. Christ tertawa dalam hati. "Kenapa jatuhnya jadi seperti itu sih ? padahal kalau di tv tv suka bagus, Ini malah p****t sama kepalanya nyungsep gitu." Gumam Christ dalam Hati, Sementara sang wanita hanya meringis pelan sambil mengusap kepalanya perlahan. Perlahan Christ menggeliat, tangannya terulur menarik Maira agar masuk kedalam dekapannya. Maira kaget saat tiba-tiba tubuhnya ditarik paksa oleh seseorang kedalam dekapannya. Lagi ? Tubuhnya berontak mencoba melepaskan diri, Namun pelukan Christ semakin erat melingkar di perutnya. "Lepaskan !" Pinta Maira dengan suara pelan. Dia bahkan sampai mencubit tangan Christ, karena Christ semakin erat memeluk tubuhnya. "Jangan pura-pura tidur, cepat lepaskan !" pinta Maira, Hendak berbalik namun ia urungkan, karena dia tahu pasti, apa akibatnya jika dia sampai berbalik. "Christ " Panggil Maira lagi. "Sebentar saja" Akhirnya sang pria membuka suara "Aku janji tidak akan macam-macam" Jawabnya lagi mencoba menenangkan. "Tapi ini udah mau jam 07 lewat" Ucapnya. "Terus ? Aku kaptennya Mai. Sebentar saja !" Ucapnya semakin menarik erat Maira kedalam dekapannya, Napas Christ Bahkan begitu hangat menerpa bagian atas kepala Maira. "Nanti malam dan besok malam aku tidak akan pulang untuk makan malam bersama. Perusahaan mengadakan acara makan malam, dan besoknya keluargaku yang mengadakan acara. Kamu tidak keberatan kan aku tinggal sendirian di rumah ?!" Ucap Christ tetap memejamkan matanya sambil memeluk erat tubuh Maira. Maira menggelengkan kepalanya. "Nanti Kamu makan aja duluan. masih ada kan bahan makannya ?" Maira mengangguk. "Kalau ngantuk boleh tidur, Jangan tunggu di luar !" Ucapnya lagi. Maira kembali mengangguk. CUP__ Christ mengecup pelan belakang kepala Maira. Maira berontak "Jangan Kelewatan !" Peringatnya. "Enggak, Ini tadi cuman mau cium shampo yang kemarin aku beli aja, wangi ternyata." Ucap Christ beralasan. Christ kembali mencium kepala Maira dan menghirupnya dalam. Maira menarik napasnya dalam. "Baiklah sekarang lepaskan, Aku harus menyiapkan sarapan, Nanti telat. itu liat jarum jam nya aja udah mau masuk setengah delapan ih." Geram Maira dengan kesalnya. Christ terkekeh, mencium kembali kepala Maira kemudian mengacaknya. "Sana ! Bangun, siapin sarapan ! Dasar pemalas !" Kekeh-nya sambil mendorong Maira dengan sebelah tangannya. Christ berdiri kemudian masuk kedalam kamar mandi. Sedangkan Maira ? Dia hanya mendelik kemudian menarik kembali napasnya dalam. menahan amarah yang mungkin akan segera meledak jika saja Christ tidak cepat-cepat menghilang dari hadapannya. Maira merapihkan tempat tidur Christ secara kilat kemudian turun untuk menyiapkan sarapan. *** Christ benar-benar berangkat setelah Melahap habis sarapan yang dibuatkan Maira. Dia bahkan sampai mengambil jatah sarapan milik Maira dengan alasan jika dirinya tidak akan memakan itu selama dua hari. Maira hanya mendelik kan bola matanya jengah. Christ memang Lebay. Dia memang tidak akan memakan jatah makan malamnya tapi bukankah besoknya Maira tetap akan memasak sarapan untuknya ? Setelah selesai mencuci bersih peralatan dapur, Maira berjalan kearah kamar Christ. Dia merapihkan kembali kamar tersebut yang kembali diacak-acak oleh Christ. Setelah selesai, Maira turun dengan membawa pakaian kotor untuk dicuci di mesin Cuci. Lama Maira berkutat dengan pekerjaan rumahnya hingga tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul sebelas siang. Karena sudah tidak ada lagi yang bisa dikerjakan. Maira memilih melangkahkan kakinya kedalam kamar, Dia akan mandi dan bersiap-siap untuk shalat Dzuhur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN