Janji Anjar dan Cantika

1205 Kata

Kami pulang bersama, sesampainya di rumah, ibu yang masih menunggu di teras, langsung berdiri dan memeluk Serly. Pelukan ibu itu, berhasil menenggelamkan prasangka buruk Serly terhadap ibu yang semula ia pikir bahwa ibu juga akan menghukumnya dengan kebencian dan perkataan kasar. Aku tersenyum lega ketika melihat Serly begitu pasrah dalam tangisan saat dipeluk oleh ibu. Ibu memang hebat, beliau tahu apa yang dibutuhkan putrinya untuk bertahan. Tubuh Serly yang terlanjur gemetaran, terus dipeluk erat. Tampak sekali kasih sayang di dalam setiap sentuhan dan kata sabar dari mulut Ibu. "Ayo masuk! Seandainya ayahmu masih ada, dia pasti akan membunuh orang yang sudah membuatmu menangis." "Ibuuu," ratap Serly yang juga menyadari bahwa apa yang ibu katakan adalah benar. Selama ini, Serly juga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN