8. Melati

681 Kata
Pak Renal, Tiara, Lify, dan Inggrit sudah sampai di ruang UKS. Mereka terpaksa membaringkan Inggrit di sofa, bukan di brankar. Kebetulan tidak ada anggota PMR laki-laki untuk membantu Inggrit membaringkan di brankar. "Kalian ganti pakaiannya dengan pakaian kering. Bapak mau cari kopi sebentar, nanti Bapak balik lagi." Pak Renal pergi begitu saja. "Berat banget sih ini anak, perasaan badannya juga kecil deh." keluh anak PMR. "Hahaha... Karena ini aku!" Semua berjingkat kaget ketika tubuh Inggrit terbangun dan mengeluarkan tawa begitu mengerikan. Padahal mata Inggrit terpejam, usai mengagetkan, sosok itu berbaring kembali. "Kenapa kamu masih ikut?" Tiara meski masih kaget, tapi dia beranikan diri mendekat. "Ra, hati-hati. Gue takut." Lify mengekor di belakang Tiara. "Hahaha... Karena saya suka anak ini hihihi... Dia cantik." jawabnya. "Kamu dari mana?" Tiara masih memberanikan diri bertanya. "Kalian baca surat-surat pendek pelan-pelan ya." Lify dan kedua anggota PMR lainnya menurut. "Saya dari tempat yang tadi hihihi..." "Kenapa kamu mengganggu anak ini?" "Saya kasihan sama anak-anak itu, mereka kedinginan dan ketakutan. Tapi kalian malah menakuti mereka dan membentak-bentak mereka." "Ini bukan urusanmu! Alam kita sudah berbeda!" "Hey... Kalian bisik-bisik apa? Kenapa menjadi panas?" "Siapa namamu?" Tiara memberanikan diri bertanya nama sosok itu. "Hahaha... Hahaha... Namaku sangat cantik." "Iya siapa?" "Namaku Melati. Kalian bubarkan atau aku akan mengajak semua temanku untuk mengacaukan acara ini!" gertak sosok yang masuk ke dalam tubuh Inggrit. Sebenarnya suara itu lebih terdengar seperti nenek-nenek, karena sangat jelas suaranya serak-serak. "Dari kapan kamu tinggal di sana?" "Sudah sangat lama. Kenapa semakin panas!" "Jangan ganggu anak ini lagi. Keluar kamu sekarang!" "Bubarkan! Maka aku akan pergi! Sebelum acara dibubarkan aku tidak akan pergi!" sosok yang mengaku bernama Melati tadi masih saja mengancam. "Belum keluar juga?" Pak Renal akhirnya datang sambil membawa gelas kopi di tangannya. "Belum, Pak." "Apa maumu?" Pak Renal duduk di dekat Inggrit. Lify bergeser ikut duduk di sebelah Sena, anak PMR. "Kalian jahat! Bubarkan acara itu atau aku akan membuat seisi sekolah ini kesurupan massal!" sosok Melati masih mengancam. "Hanya sebentar, tidak akan lama." Pak Renal masih mencoba membujuk. "Kalian berisik!" "Jadi kamu terganggu atau kasihan?" "Hihihi..." ketawa ala kuntilanak terdengar mengerikan. "Aku kasihan! Jangan biarkan mereka kedinginan! Bubarkan!" Pak Renal berbisik kepada Tiara supaya mengatasi Inggrit untuk sementara. Sedangkan Pak Renal akan mengkoordinasikan tentang acara ini selanjutnya yang harus segera dibubarkan. Pihak sekolah pasti tidak mau menambah masalah. Wekas datang bersama Angel, mereka berdua mendengar kalau ada yang kesurupan paling parah. Lify menggantikan Wekas ke lapangan. "Keluarkan, Kas." Tiara tampaknya sudah lelah. Wekas maju dan mengeluarkan sosok Melati dari tubuh Inggrit. "Dia masih ada di sekitar sini untuk menunggu acara ini dibubarkan." ujar Wekas. Tapi tidak masalah, yang terpenting Inggrit tidak terlalu lelah karena Melati sudah keluar. *** Semua siswa-siswi sudah baris di lapangan. Para danru bertugas mengecek anggota regu. Hanya ada beberapa yang tidak ikut baris karena di ruang UKS. Tapi tidak ada satu pun yang kurang. Acara benar-benar diberhentikan sebelum benar-benar selesai. Semua regu yang baru sampai pos langsung digiring pulang tanpa melanjutkan perjalanan ke pos selanjutnya. Hanya tersisa beberapa regu saja. Terakhir regu tiga belas di pos enam. "Acara jurit malam sudah selesai, kalian bisa istirahat di kelas yang sudah disediakan. Akan ditemani Kakak seniornya masing-masing." Mereka pun bubar dan menuju ruang kelas untuk tidur malam. Tidak mungkin mereka dipulangkan tengah malam begini, setidaknya besok pagi mereka baru bisa pulang. Anggota OSIS berpencar, ada yang menemani j-u-n-i-o-r mereka tidur, ada yang membereskan sisa-sisa jurit malam di setiap pos. Ada yang rapat dengan kepala sekolah atas gagalnya acara malam ini. Dan ada yang mengatasi beberapa siswi yang kesurupan di ruang UKS. "Hihihi... Ini semua ulahku karena kalian sudah mengganggu tempat istirahatku!" masih sama, sosok Melati yang berbicara di dalam tubuh Inggrit. "Acara sudah dibubarkan! Keluar kamu sekarang!" gertak Pak David. Sekuat tenaga Pak David mengeluarkan Melati dari tubuh Inggrit dibantu Adit di bagian kaki. Seketika setelah Melati pergi, semua siswi yang kesurupan pun sadar. "Akhirnya, teratasi." Pak David lega karena Melati bisa dijinakkan. "Ada yang melihat Nata dan Shevia?" suara Bu Jennie yang bertanya membuat mereka semua ingat bahwa kedua anggota OSIS itu tidak berada di sekitar mereka. *** Next...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN