Kini mereka sampai di ruang paviliun. Seorang pelayan mengangguk sopan, lalu membawa sepoci teh ke meja. Di tengah suasana tenang, Dimas tunjukkan karakternya yang dewasa dan teliti sebagai pria dewasa. Dia secara pribadi menyajikan teh. Sedangakan Kinanti terlihat kikuk akan sikap yang ditunjukkan Dimas. Dia tidak terbiasa dengan gaya hidup santai seperti itu, juga tidak terbiasa diperlakukan dengan penuh perhatian seperti yang dilakukan Dimas kepadanya. Kinanti menurut saja dengan menyesap tehnya perlahan. "Aku minta maaf, Kinanti. Sebelumnya akulah yang salah paham mengenai dirimu.” Tiba-tiba Dimas berucap setelah menyesap tehnya perlahan. Gaya bicaranya santai tapi menunjukkan keseriusan. Dimas letakkan cangkir tehnya di atas meja. Kinanti terkejut dan tersentuh bahwa Dimas memint