Bab 4. Selma Memanjakan Diri

1321 Kata
Happy Reading. Selma mematut dirinya di depan cermin, rencananya hari ini dia akan pergi ke salon, mumpung weekend. Ya, setelah dua hari yang lalu dia tidur dengan atasannya, tentu saja hal itu membuat Selma ketar-ketir dan malu kalau harus bertemu dengan Nico lagi. Meskipun, memang sangat wajar jika mereka bertemu karena Selma bekerja di perusahaan Nico, tetapi untungnya selama di kantor dua hari ini, Selma tidak bertemu dengan CEO nya itu. Ponsel Selma berdering, wanita itu melihat nama Raya di layar. Mereka memang janji mau ke salon setelah weekend tiba. Masalah Raya yang di tinggal Selma di club malam itu, Selma beralasan kalau dia bertemu dengan temannya kantor dan diajak pulang. Wanita itu tidak berani menceritakan malam panas itu bersama dengan Nico, yang Raya tahu sebagai atasan Selma di kantor. Selma dan Raya teman kuliah, tapi Raya bekerja di kantor yang sama dengan suami Selma dan istri baru Dikta. Dari situlah Selma tahu kalau Dikta ada main dengan teman kantornya dan awalnya Raya tidak ada kecurigaan, namun setelah Dikta menggugat cerai Selma, saat itu juga benih curiga mulai muncul di pikiran Raya tapi dia masih tidak berani mengatakan pada Selma kalau Dikta selingkuh. Bel rumah berbunyi, Selma tahu siapa yang datang, karena Raya sudah mengabari jika dia sudah on the way ke rumah Selma setengah jam yang lalu. Selma berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Wih, cantik banget janda satu ini!" seru Raya menatap penampilan Selma dari atas hingga bawah. Penampilan yang sedikit berbeda menurut Raya. Dulu Selma yang tidak berani memakai pakaian seksi, karena merasa sudah tidak pantas. Dia ingin terlihat seperti wanita berkarir yang sudah memiliki suami. Selma ingin semua orang tahu jika dia sudah berumah tangga, bagaimana selama ini dia menjaga dirinya agar tidak digoda lelaki lain karena sejatinya Selma memang termasuk wanita cantik diatas rata-rata. Dia selalu menghormati suaminya dan menjaga dirinya sebagai seorang istri, tapi nyatanya semua di bayar dengan pengkhianat dan karena dirinya dinyatakan mandul, Dikta langsung melayangkan gugatan cerai. "Gue sekarang mau manjain diri, kasian tubuh gue yang nggak pernah dimanjakan selama Lima tahun ini, udah capek, udah lelah tapi bayarnya di cerai dan dikhianati! Makanya sekarang gue mau berbalas kasihan sama diri gue sendiri!" jawab Selma. "Good job! Yukk ah, sekarang langsung ke salon langganan gue, pasti lo suka sama pelayanan nya disana," Raya menarik tangan Selma lembut. Kemudian mereka masuk ke dalam mobil Raya, dan langsung pergi ke salon langganan Raya juga. Di dalam perjalanan Selma hanya melamun, terkadang dia masih merasa tidak rela dengan apa yang dilakukan oleh mantan suaminya. Kesetiaan yang selama ini dia agungkan akhirnya di balas dengan pengkhianat. Beberapa hari ini Selma masih sering menangis sendiri jika berada di dalam kamar yang banyak kenangan bersama Dikta. "Sel, ikhlasin biar lo tenang, kalau lo nggak ikhlas, nanti yang ada lo malah nggak bisa move on dan memperbaiki diri, cowok di dunia ini bukan cuma Dikta, masih banyak yang lebih dari dia, di kantor gue banyak tuh yang keren, ganteng dan mapan!" "Tapi suami orang," sela Selma. "Bukan, Duda ada dan perjaka juga ada!" Jawab Raya terkikik. Selma berdecak, dia juga masih trauma menjalin hubungan dengan seorang pria. Bersama dengan Dikta selama Lima tahun itu bukanlah waktu yang sebentar. Berpacaran dua tahun dan menikah lima tahun, itu artinya kebersamaan mereka sudah tujuh tahun lebih tapi nyatanya tidak membuat Dikta menjadi lelaki yang setia memegang sumpah janjinya. "Gue pengen sendiri dulu, masih 28 tahun dan yang pasti gue nggak mikir buat nyari cowok, meskipun gue udah move on, mending gue nyenengin diri dulu, gue mau bahagia, Ray!" Ujar Selma. "Sip! Bagus kalau gitu, seperti gue yang betah sendiri sampai sekarang, gue juga mau memikirkan kebahagiaan!" Kedua wanita yang sama-sama pernah patah hati itu tertawa bersama. Raya memang betah menjomblo sampai sekarang, karena pengalaman di masa lalu yang membuatnya untuk takut jatuh cinta. Raya ditinggal pergi calon suami untuk selama-lamanya. Setelah sampai di salon, keduanya langsung mendapatkan sambutan dari pemilik salon yang memang sudah sangat akrab dengan Raya. "Jadi, lo mau hilangin stres? Mending lo SPA dan pijat, karena tubuh lo butuh relaksasi." Ujar Anggis, pemilik salon. "Oke deh, gue nurut aja, yang penting hari ini bermanja-manja ria!" Ujar Selma. Sedangkan di sisi lain. Nico baru saja pulang dari Surabaya karena dua hari ini dia harus mengurus cabang perusahaan nya yang berada di sana. Saat ini Nico tengah ditemani Donita menuju ke apartemen karena kekasihnya itu menjemputnya di Bandara. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya keduanya sampai di apartemen. Donita langsung menyerang kekasih itu dengan ciuman. Jujur, dia sangat merindukan sentuhan suaminya. Hampir 3 bulan dia dan Nico tidak berhubungan badan, karena kesibukan masing-masing. Dan seminggu lagi Donita akan terbang ke Paris untuk penggilan pertamanya menjadi seorang internasional model. Nico menerima ciuman dari Donita, saat ini Donita terlihat lebih agresif. Ciuman keduanya semakin panas, tangan mereka tidak tinggal diam dan saling menyentuh di tempat sensitif. "Aku mau kamu, sayang!" bisik Donita di telinga Nico. "Sure!" Nico menarik tengkuk kekasihnya itu dan semakin memperdalam ciuman. Donita sudah membuka seluruh pakaiannya dan hanya menyisakan bra dan cd-nya saja. Wanita itu menarik tubuh Nico ke atas ranjang dan menindihnya. Mencium bibir pria itu secara kasar dan brutal. Hal itu membuat Nico mengingat sesuatu. Dia ingat malam itu bersama Selma, dengan suasana yang sama tapi bersama wanita yang berbeda. Bayang-bayang Donita berubah menjadi bayang wajah Selma yang terlihat begitu manis malam itu. Seluruh wajahnya memerah dan menahan hasrat yang kuat. 'Sial! Kenapa aku jadi mikirin wanita itu!' Donita menunduk, mencium bibir Nico kembali karena pria itu tiba-tiba terdiam. Bahkan kini Donita telah melepaskan kemeja Nico dan membuangnya asal. "Kenapa beb? Matamu tidak fokus padaku?" "Ah, tidak! Aku hanya kelelahan, sayang! Sepertinya aku butuh mandi terlebih dahulu," ujar Nico yang tiba-tiba hasratnya menguar begitu saja. Entah ada apa dengan dirinya, memikirkan wanita lain saat akan bercinta dengan sang calon istri. "Ahh, sayang! Tanggung ini!" Donita merajuk memukul d**a Nico karena pria itu tiba-tiba memindahkan tubuhnya ke atas kasur. Padahal tadi dia sudah berhasil membuat Nico bangun, tapi tiba-tiba senjata calon suaminya itu terlelap kembali. "Donita please, aku baru pulang dan begitu kelelahan saat ini, jadi mengertilah!" Donita hanya mencebik mendengar alasan Nico. Akhirnya wanita itu turun dari atas tempat tidur dan memunguti pakaiannya. "Aku mau pulang saja! Udah badmood!" Seru Donita. Nico akan menahan seperti biasanya, tapi entah kenapa rasanya kaku. Ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, hatinya terasa aneh karena tiba-tiba dia memikirkan wanita lain, yang beberapa hari yang lalu telah tidur dengannya. Nico tersentak ketika mendengar suara pintu dibanting keras. Donita telah pergi sambil marah, tapi Nico sama sekali tidak menahan ataupun mengejarnya. "Astaga! Ada apa denganku!" Nico meraup wajahnya. Merasa bingung dengan perasaannya saat ini. Biasanya dia tidak akan bisa menolak pesona Nico, tapi entah kenapa sekarang Nico bisa diam saja saat Donita merajuk seperti itu. "Ah, lebih baik aku segera mandi!" Gumam pria itu kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Donita benar-benar kesal karena Nico sama sekali tidak mengejarnya, padahal biasanya kekasihnya itu pasti akan selalu menenangkan nya apabila sedang marah. "Aaarrggk! Nico kenapa sih!! Bikin mood gue ambyar!" wanita cantik itu langsung masuk ke dalam mobilnya. Kemudian melajukan dengan kencang keluar dari basement. Donita harus mencari pelampiasan karena Nico sama sekali tidak bisa di andalkan. "Halo Ndre, lo dimana?" "Halo Donita ,,, lama banget nggak hubungi gue, ada apa? Gue lagi di apartemen." "Lo bener di apartemen? Gue kesana sekarang!" Setelah itu Donita menutup teleponnya dan meluncur menuju apartemen Andre, teman Affair Donita selama ini. Tidak ada yang tahu perihal itu, karena keduanya sangat pintar menutupi. Donita memiliki kekasih yang sangat dicintainya, Andre juga memiliki kekasih yang tidak kalah cantik dan seksi. Namun keduanya bisa terlibat hubungan itu saat kekasih mereka tidak bisa diandalkan. Seperti sekarang ini, Donita merasa Nico sangat menyebalkan san tidak bisa diandalkan sama sekali. Alhasil wanita cantik itu menghubungi Andre, padahal sudah sangat lama mereka tidak berhubungan. Andre juga tidak menghubunginya karena pria itu tahu siapa kekasih Donita dan tidak ingin ada masalah jika tahu mereka terlibat skandal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN