SEMBILAN BELAS

1836 Kata
Setelah dua hari diliburkan, hari Kamis semua murid SMA Pelita Bangsa sudah kembali masuk sekolah. Menurut info yang beredar, hasil dari akreditasi sekolah akan diumumkan pekan depan. Semua dewan guru dan para murid tentu berharap agar SMA Pelita Bangsa dapat mempertahankan akreditasi A yang sudah didapatkan sebelumnya. Bagi sekolah, akreditasi adalah suatu hal yang sangat penting sebab itu menggambarkan mutu dari sekolah tersebut. Keuntungan bagi sekolah swasta, akreditasi yang bagus tentu akan menarik minat para calon murid. Sementara bagi para murid, akreditasi sekolah akan berpengaruh kepada jenjang pendidikan selanjutnya. Jika akreditasi SMA Pelita Bangsa bagus, maka para murid akan lebih mudah untuk diterima di perguruan tinggi terbaik. Sebelum bel masuk berbunyi, Athena dan Dean menyempatkan diri untuk membeli sandwich di koperasi sekolah. Selain menjual peralatan dan perlengkapan sekolah, koperasi SMA Pelita Bangsa juga menjual beberapa makanan ringan mulai dari sandwich, roti manis, burger mini, hingga risoles. Beberapa anak yang tak sempat sarapan di rumah, seringkali membeli makanan ringan di koperasi untuk sarapan. Keadaan koperasi saat itu cukup ramai, ada yang beli alat tulis, fotocopy, atau bahkan ada yang sekedar nongkrong karena berdekatan dengan lokasi kelas. Sambil menunggu petugas koperasi mengambil uang kembalian untuk Dean, mereka berdua pun berbincang-bincang. “Jadi lo kapan mau ke Bosscha, Na?” Tanya Dean. “Udah pas libur kemarin.” “Kok lo gak bilang-bilang sih? Berangkat sama siapa jadinya?” “Sama Archen, gue ikut yang kunjungan malem, lho.” Cerita Athena antusias. “Hah? Kunjungan malem sama Archen? Berarti lo nginep sama dia dong? Dimana? Hotel?!” Athena mengangguk, “Tapi kita gak macem-macem kok, sumpah!” Sebenarnya saat itu suara Athena dan Dean cukup pelan, hingga mereka yakin bahwa taka da orang lain yang mendengar. Namun tanpa mereka sadari di dekat mereka ada Panji yang saat itu sedang asyik main games namun tertutup oleh etalase koperasi. Jelas Panji mendengar semua percakapan antara Dean dan Athena. Seolah mendapat kabar skandal tentang bintang papan atas, Panji si mulut lemes langsung menceritakan kabar itu kepada dua sahabatnya. Jika Dimas tidak mencegahnya, mungkin Kheanu sudah menonjok Panji sejak tadi. “Sumpah, Nu, gue gak bohong! Gue ngedenger sendiri Athena bilang kayak gitu.” Ucap Panji ketakutan. “Nji, lo denger ya, pokoknya lo simpen dulu ini kabar sebelum kita tahu apa yang sebenarnya terjadi. Plis, gue mohon, lo kontrol dulu mulut lemes lo.” Kheanu melihat Panji dengan tatapan tajam. Jika Kheanu sudah berkata “Plis, gue mohon.” Itu berarti Kheanu sudah benar-benar memohon dan menurunkan egonya. Panji pun bersumpah tidak akan menceritakan hal itu pada siapapun. Kalau Dimas, Kheanu tentu bisa mengandalkannya seratus persen. Seperti biasa, saat jam istirahat Athena dan Dean pergi ke kantin untuk makan siang. Namun sejak pertam kali memasuki kantin, Athena merasa ada yang aneh. Ia merasa bahwa semua orang kini sedang melihat  ke arahnya. “De, lo ngerasa gak sih, kok orang-orang kayak ngeliat ke arah kita gitu ya?” “Iya, Na, gue juga ngerasa. Tadinya gue pikir ada sesuatu di muka gue, tapi barusan gue ngaca, gak ada apa-apa kok. Muka lo juga aman-aman aja, kan?” Ucap Dean sambil meletakan cermin di depan wajah Athena. Athena mengangguk cepat. Tetapi ia tak bisa pungkiri, orang-orang masih saja melihat ke arahnya bahkan ketika makanannya sudah habis. Dua orang siswi—yang Athena tidak tahu siapa namanya—tiba-tiba saja datang menghampiri meja Athena, “Oh, jadi ini yang pernah nginep di hotel sama anak IPA?” Ucapnya sinis. Athena dan Dean sama-sama terkejut. Beberapa murid yang seolah sudah tahu tentang apa yang akan terjadi kini malah tambah fokus melihat ke arah Athena. “Heh Jessie, maksud lo apa sih?” Bentak Dean. “Udah, lo gak usah ikut campur, gue gak ada urusan sama lo.” Gadis itu sempat melihat ke arah Dean sebentar dan kembali pada Athena, “Lo gak bisa ya kalau gak kecentilan? Udah deketin Kheanu, eh sekarang malah tidur sama anak IPA.” Ucap Jessie lantang hingga seluruh murid yang ada di kantin dapat mendengar. Athena bingung, marah, dan malu, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa. Hingga gadis itu hanya bisa diam di tempat. Ya, itu adalah pegalaman pertamanya dilabrak oleh seseorang yang bahkan tidak ia kenal. Sejak sekolah dasar, Athena tak pernah memiliki satu musuh pun. Semua orang yang mengenal Athena selalu menyukainya. Athena tak pernah berhadapan dengan seseorang yang membencinya, karena selama ini Athena pun tidak pernah membenci seseorang. Tetapi tentu saja berbeda dengan Dean, ia tak bisa tinggal diam jika sahabatnya dilabrak tanpa alasan. “HEH JESSIE! Jangan sembarangan fitnah orang ya, lo tuh kalau gak tau apa yang sebenarnya terjadi gak usah banyak cincong deh!” Suara Dean yang lantang membuat seisi kantin kini benar-benar memusatkan perhatian kepada mereka bertiga. Athena berusaha menahan Dean dan mengajaknya pergi dari Kantin, Athena sungguh tidak ingin ada pertengkaran. Tetapi Dean adalah Dean, gadis dengan motto hidup ‘Lo jual, gue beli.’ “Bentar, Na, orang kayak gini gak bisa didiemin. Lagian gue udah geram banget selama ini sama dia.” Dean kini kembali pada Jessie, “Eh Jessie, gue tau cinta lo ke Kheanu itu bertepuk sebelah tangan, tapi ya jangan nyalahin orang lain juga kali. Kalau Kheanu gak suka sama lo, ya bukan salah Athena, emang lo nya aja yang kurang oke.” Dean benar-benar sudah mempermalukan Jessie di depan umum. Amarah Jessie pun semakin memumcak, “Jangan asal ya lo. Lagi pula gue gak fitnah kok, gue liat dengan mata kepala gue sendiri. Temen lo yang sok polos ini masuk ke dalam kamar kotel sama cowok.” Jessie tak berhenti sampai di situ, “Atau jangan-jangan…..lo ini simpenan om-om, ya?” Jessie melihat Athena dengan tatapan meledek. Saat hampir terjadi pertengkaran fisik antara Dean dan Jessie, saat itu juga Archen muncul entah darimana, menerobos tubuh Jessie yang menghalangi Athena, dan langsung menarik tangan Athena untuk keluar dari kantin. Beberapa murid bertanya-tanya siapa siswa lelaki itu, selain karena Archen tidak dikenali, kejadian itu juga terjadi begitu cepat. Tetapi Dean tahu kalau itu Archen, dan Jessie tahu kalau siswa itu adalah lelaki yang ia lihat di hotel. Hal itu semakin membuat dirinya merasa benar. Athena sedikit linglung karena secara tiba-tiba seseorang “menyeret” tubuhnya dengan begitu cepat. Kini keduanya sudah ada di perpustakaan. Setelah menyadari apa yang terjadi, tanpa disadari air mata Athena menetes begitu saja. Ia kaget, malu, marah, dan kecewa karena ini pertama kalinya ia dilabrak oleh seseorang yang bahkan tidak dikenalnya, dan setelah menyadari bahwa pertengkaran Dean dan ‘gadis itu’ cukup besar, itu tandanya mulai sekarang ia memiliki musuh. Musuh pertama dalam hidupnya. Archen membiarkan Athena untuk menenangkan dirinya selama beberapa saat. Ia tak berkata sepatah katapun, hanya diam dan melihat Athena menangis. Archen tak punya sapu tangan, jadi ia tak bisa menghadirkan adegan romantis seperti di film-film. Saat Athena sudah mulai tenang, Archen mengelus pundak Athena, “Gak usah dipikirin, toh pada kenyataannya lo gak melakukan kesalahan apapun.” “Tapi gue kaget, Sen, gue bingung kenapa dia fitnah gue. Padahal gue selalu berusaha untuk baik ke semua orang, tapi kenapa masih aja ada orang yang gak suka sama gue? Gue gak pengen punya musuh, Sen.” “Na, gak ada orang yang bisa hidup tanpa ‘musuh.’ Sebaik apapun sikap lo, pasti akan ada orang-orang yang gak suka sama lo. Orang-orang itu sirik sama kebaikan lo, orang-orang itu sirik sama hidup lo. Yang sekarang perlu lo lakukan adalah mengabaikan mereka. Menganggap bahwa mereka tidak pernah ada di dunia ini. Terkadang penting bagi kita untuk bersikap ‘bodo amat.’ “Jadi ini alasan lo pernah baca buku ‘Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat’?” Archen mengangguk dan tersenyum. Sementara itu di tempat lain, Kheanu mendengar kejadian yang menimpa Athena di kantin. Gosip memang sangat cepat beredar di SMA Pelita Bangsa. Saat itu yang ada di pikiran Kheanu hanyalah Panji. Pasti Panji yang udah kasih tahu Jessie, begitu duga Kheanu. Ia pun menghampiri Panji dan Dimas yang sedang merokok di halaman belakang sekolah. Tanpa babibu, Kheanu langsung menonjok pipi Panji. “Gila, lo kenapa sih???!” Tanya Panji tak santai. “Lo udah janji ya untuk kontrol mulut lemes lo, tapi kenyantaannya apa? Lo ingkari janji lo. Dasar banci. Lo tau gak? Athena dilabrak gara-gara info sampah yang lo sampein.” Panji benar-benar tidak mengerti, begitupun Dimas. Saat Kheanu berusaha untuk menonjok Panji lagi, Dimas menghalangi, “Sabar, Nu, sabar, kita omongin baik-baik.” ucap Dimas. “Ogah, males gue temenan sama orang yang gak bisa nepatin janjinya.” Kheanu langsung pergi meninggalkan mereka berdua, bahkan sebelum mendengar penjelasan dari Panji. Dimas kini menenangkan Panji agar tak ikut tersulut emosi, ia sungguh tidak ingin kedua sahabatnya bertengkar hanya karena masalah yang belum jelas asal usulnya. Dimas tidak bisa tinggal diam, ia memutuskan untuk bertanya pada Dean tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dean pun menceritakan semuanya, dari mulai mengapa Athena sekamar dengan Archen hingga Jessie yang melabrak Athena di kantin. “Jadi bukan Panji yang kasih tau info itu ke Jessie?” Tanya Dimas. “Jessie sih bilang dia lihat sendiri.” jawab Dean. Pada saat hari kejadian Jessie memang sedang berlibur bersama keluarganya di Bandung. Ia pun menginap di hotel yang sama dengan Athena dan Archen dengan nomor kamar 309 yang lokasi berdekatan dengan kamar Archen. Saat Jessie ingin keluar untuk mencari udara segar, ia melihat Athena sedang mengetuk pintu kamar Archen, ia pun memutuskan untuk membuka sedikit pintunya dan menguping percakapan antara mereka berdua, hingga kemudian Athena masuk ke kamar Archen dan baru keluar keesokan paginya. Jadilah Jessie menyimpulkan sesuai kenginan, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendengar semua penjelasan dari Dean, Dimas pun langsung menghampiri Kheanu yang saat itu sedang berada di pos satpam. Sejak dulu, saat sedang merasa mumet atau dilanda banyak masalah, Kheanu terbiasa menenangkan diri di pos satpam, baik untuk sekedar duduk diam, tidur, atau berbincang dengan Babeh. “Nu, lo harus minta maaf sama Panji. Soal Athena dilabrak itu bukan karena Panji.” Jelas Dimas. “Waduh, urusan cewek nih ya, Babeh gak ikutan deh. Babeh mau ke kantin dulu ya, makan siang.” Ucap Babeh yang kemudian meninggalkan pos satpam. Kini hanya ada Kheanu dan Dimas, “Apaan maksudnya, gue gak ngerti.” “Bukan Panji yang kasih tau ke Jessie kalau Athena sekamar sama cowok di hotel, tapi Jessie ngeliat sendiri karena kebetulan dia ada di hotel yang sama.” “Jadi Athena beneran sekamar sama cowok di hotel?” Dimas mengangguk pelan, “Gue tau, Nu, kalau lo suka sama Athena, tapi lo juga kan tau kalau Panji gak mungkin ingkar janji di saat lo udah bilang ‘mohon.’ Kita bersahabat udah bertahun-tahun, Nu, masa iya berantem karena masalah ginian?” Saat itu juga semua kenangan persahabatan antara mereka bertiga seolah kembali terputar di kepala Kheanu. Persahabatan mereka bertiga dimulai sejak hari pertama masuk SMA Pelita Bangsa sebagai siswa baru, tepatnya saat masa orientasi siswa. Entah bagaimana, Kheanu, Dimas, dan Panji sama-sama dihukum karena tak mendengarkan perintah kakak kelas, mereka bertiga pun akhirnya dihukum untuk bernyanyi di tengah lapangan. Sejak hari itu lah mereka memutuskan untuk menjadi sahabat sejati. Banyak sekali kenangan yang telah mereka lalui, termasuk saat Dimas dan Panji menggunakan uang tabungannya untuk membayar SPP Kheanu. Ketika itu, Mama Kheanu yang merupakan orangtua tunggal tiba-tiba saja diberhentikan dari pekerjaan hingga tidak bisa membayar uang sekolah Kheanu. Namun tanpa sepengetahuan Kheanu, kedua sahabatnya itu diam-diam pergi ke ruang Tata Usaha untuk melunasi semuanya. Tentu saja Kheanu takkan pernah lupa kejadian itu, walaupun sekarang Mamanya sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan, tetapi ia tak ingin menjadi “Kacang yang lupa dengan kulitnya.” Tanpa berpikir panjang, Kheanu langsung meminta maaf kepada Panji yang sedang tidur di kelas. Dengan cepat ketiganya kembali pulih dan sudah asik dengan bernyanyi bersama di kelas. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN