EMPAT PULUH SATU

1440 Kata

Hendra melambaikan tangan pada Tira yang baru saja keluar dari pintu kedatangan domestik di Bandara. Rasa letih karena padatnya jadwal meeting selama di Bali hilang begitu saja ketika ia melihat ada seseorang yang menunggunya pulang. Entah mengapa kian hari Tira semakin merasa bahwa ternyata dirinya membutuhkan seorang pendamping. Hendra buru-buru mengambil alih koper dan tas jinjing yang dibawa Tira. “So, how was your day in Bali?” Ucapnya. Tira menghentikan langkahnya dan memasang wajah sedikit jutek. “Hendra, please deh, gue nih ke Bali buat kerja, bukan buat liburan. Gak ada yang namanya lihat sunset, bisa ketemu kasur hotel aja rasanya udah bahagia banget!” Hendra tertawa, ia tahu seperti apa letihnya pasca perjalanan bisnis ke luar kota. Tahun lalu ia pernah meeting di Surabaya ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN