"Za, ini tempat perempuan!" seru Ical. Wajahnya benar-benar lucu saat marah. "Lagi sepi kok. Udah lo diem aja." kataku. "Tapi lepasin tangan gue dulu." kata Ical lagi dengan bawelnya. Aku tak peduli. Aku terus menariknya. Aku mau menunjukkan padanya kegilaan teman-temanku dan membuat teman-temanku itu malu. Lihat saja mereka berani meninggalkan seorang Za demi seorang cowok seperti Ical. Kini kami telah sampai di pintu masuk wanita. Dan aku lihat ketiga temanku sedang salat ketiga-tiganya dipinggir. Karena mereka berpikir bahwa dari sana mereka bisa mengintip Ical. "Eh, Guys! Ada Faiz nih samping gue!" seruku. Dan benar saja trio kocak itu langsung menoleh. Padahal mereka masih dalam keadaan salat. Aku pun tak kuasa menahan tawaku, kulepaskan cekalan tanganku pada Ical. Dan seketika