Aku membuka mataku. Hal pertama yang aku lihat adalah atap rumah sakit yang berwarna putih bersih. Aku mengedarkan pandanganku kepada kakiku yang kini penuh dengan perban. Aku menghela nafas lega. Pasalnya aku masih punya kaki, tidak seperti bayanganku tentang kaki yang diamputasi. "Mamaaa.. hape Za mana?" tanyaku tak sopan. "Kamu tuh ya baru bangun juga yang dicariin hape. Ini.." kata Mama. Walau sambil terus menggerutu Mama tetap memberikan ponselku. Aku hanya bisa tersenyum tanpa dosa ke arah Mama. Tak lama kemudian Mama Ical yang tak lain adalah Tante Rina datang. Dengan parsel buah di tangannya. Aku sempat salah fokus karena buah-buah dalam parsel itu sangat menggoda apa lagi buah apel merahnya itu. Sangat menawan dengan warna yang sangat segar dan menggugah rasa. Aku buru-buru men